Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Jabar Bongkar Produksi Pupuk Palsu di Karawang

Kompas.com - 17/01/2015, 01:10 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebuah rumah di dusun Tarik Kolot RT 20 RW 05, desa Kalangsari, kecamatan Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, digerebek polisi, Kamis, (15/1/2015) kemarin. Rumah tersebut diketahui memproduksi dan mengedarkan pupuk kimia palsu. Pelaku berinisial A dan 2 orang pegawainya ditahan kepolisian.

Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat di Humas Polda Jabar, AKPB Bachtiar Joko mengatakan, pembongkaran produksi pupuk palsu di daerah yang dikenal sebagai penghasil padi terbesar di Jawa Barat ini berdasarkan informasi dari masyarakat dan hasil investigasi kepolisian.

"Pupuk yang kita sita ini tidak memenuhi standar mutu atau palsu. Jadi yang tertera dalam tulisan di karung itu tidak sesuai dengan isinya," kata Joko saat ditemui di Mapolda Jabar, Bandung, Jawa Barat, Jumat, (16/1/2016).

Pupuk-pupuk dengan merek terkenal itu di antaranya, pupuk SP-36, pupuk Phonska dan pupuk Mutiara. "Setelah kita cek ternyata semua pupuk itu palsu," katanya.

Adapun, lanjut Joko, barangbukti yang disita dari TKP pembuatan pupuk palsu di Karawang itu berupa 75 karung pupuk SP-36, 75 karung pupuk Mutiara dan 75 karung pupuk Phonska, 1 mesin boiler pengaduk pupuk, 1 unit mesin penggiling pupuk, 1 unit mesin penyaring pupuk, 1 unit oven pupuk, 30 karung kecil pewarna pupuk, 1 unit mesin jahit, 1 unit mesin timbangan, 1 karung kaptan, 1 karung limbah pupuk dan 1 karung kalsium.

Joko mengatakan, pelaku dijerat dengan pasal 60 ayat 1 huruf f jo pasal 37 ayat 1 Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. "Ancaman hukuman 5 tahun dan denda paling banyak Rp 250 juta," katanya.

Salah seorang petani, Endang (40) mengeluhkan peredaran pupuk palsu. Endang mengaku punya berbagai jenis tanaman, salah satunya tanaman jati di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Meski dikasih pupuk, tanamannya itu tetap loyo dan tak tumbuh cepat.

Padahal Endang mengira sudah dikasih pupuk Mutiara. Menurutnya, pupuk Mutiara merupakan pupuk yang terkenal bagus di kalangan petani.

"Pantesan saja, tanaman saya pas dikasih pupuk mutiara memble terus. Pupuk Mutiara itu tergolong bagus, harganya saja mahal, biasanya kan kalau tanaman dikasih pupuk Mutiara itu langsung mekar dalam waktu cepat, berkembang dan cepat juga tumbuhnya, ternyata pupuk mutiara yang saya beli palsu," ucap Endang.

Joko mengimbau, kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya petani, agar lebih berhati-hati dalam membeli pupuk. Apalagi kepolisian menduga pupuk palsu masih beredar luas di pasaran. "Masyarakat harus teliti, harus mengecek keasliannya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com