Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Gas Selangit, Tukang Soto Ubah Minyak Jelantah Jadi Bahan Bakar

Kompas.com - 15/01/2015, 14:18 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis


SUKOHARJO, KOMPAS.com
 — Di tengah melonjaknya harga tabung gas 12 kilogram, penjual soto ini memilih minyak jelantah menjadi bahan bakar di warungnya. Tidak tanggung-tanggung, dalam sebulan, Hartanto (35) bisa menghemat sekitar Rp 5 juta.

Pria asal Boyolali, Jawa Tengah, itu dengan antusias bercerita kepada Kompas.com mengenai eksperimennya dalam memodifikasi minyak jelantah menjadi bahan bakar gas.

Tanto, sapaan akrabnya, menuturkan bahwa dirinya butuh waktu sebulan untuk bisa mengubah jelantah dari warung sotonya menjadi bahan bakar pengganti tabung gas. Dia lalu menunjukkan cara mengubah minyak jelantah menjadi gas di warungnya di Gumpang, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Menurut Tanto, terdapat tiga komponen penting dalam proses modifikasi minyak jelantah, yaitu tungku, minyak jelantah, dan saluran udara di dalam tungku. Tiga komponen tersebut memiliki fungsi sebagai berikut, tungku dengan desain khusus berfungsi membuat suhu tertentu agar minyak jelantah bisa terbakar, minyak jelantah sebagai bahan dasarnya dialirkan melalui selang menuju ke dalam tungku, dan kemudian saluran udara menggunakan blower agar menstabilkan suhu di dalam tungku.

"Cara kerjanya sederhana, dan juga perawatannya murah. Saya mendesain tungku dengan ukuran tinggi 30 sentimeter dan diameter tungku kurang lebih 10 sentimeter dan lubang saluran udara. Saya gunakan selang untuk mengalirkan minyak ke dalam tungku dan diberi kran pengatur agar aliran minyak tidak terlalu banyak," kata Tanto, Kamis (15/1/2015).

Dari pengamatan Kompas.com, sebelum tungku dinyalakan dengan minyak jelantah, terlebih dahulu tungku dipanaskan dengan membakar arang, setelah panas, jelantah dialirkan, dan blower udara dinyalakan dan diatur hingga api menjadi stabil.

"Saat merebus kuah soto dengan ukuran panci kurang lebih 100 liter, hanya butuh sekitar 1-2 jam. Kalau pakai tabung gas 12 kilo, bisa habis 2-3 tabung," katanya.

Tanto mengaku dengan cara energi alternatif dari minyak jelantah tersebut diminta bisa berhemat. Tanto terpacu saat melihat harga tabung gas membubung tinggi dan banyak diberitakan pengusaha rumah makan mulai gulung tikar.

"Harga tabung gas di eceran tembus Rp 100.000 dan saya lihat berita banyak yang menjerit pengusaha makanan, jadi saya coba cari cari alternatifnya," katanya.

Tanto menambahkan bahwa biaya pembuatannya tergolong murah karena hanya membuat tungku, membeli blower, dan selang untuk mengalirkan minyak jelantah.

"Bikinnya juga murah dan perawatannya tidak mahal," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com