"Karena ada dua ping yang jaraknya hanya 5 meter," ujar Unggul di kantor BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (11/1/2015).
Unggul mengatakan, sinyal ping itu bisa berasal dari dua kotak hitam. Namun, tidak menutup kemungkinan jika ping itu hanya berasal dari satu kotak hitam. Hal ini karena ada dua kapal yang mendeteksi ping di tempat yang berbeda, tetapi dengan jarak yang berdekatan. Belum dapat dipastikan ping yang dideteksi dua kapal ini adalah ping yang berasal dari satu kotak hitam yang sama.
Unggul mengatakan, prediksi yang dilakukan BPPT telah melewati serangkaian proses perhitungan, seperti mengukur kecepatan arus dipermukaan laut, kecepatan arus di bawah permukaan laut, dan kecepatan pergeseran badan pesawat yang sudah tenggelam.
Dengan pengukuran seperti itu, BPPT dapat memberikan prediksi lokasi kotak hitam AirAsia QZ8501 sampai akhirnya ditemukan lokasi ekor pesawat. Walau yakin sinyal ping yang dideteksi berasal dari AirAsia QZ8501, Unggul mengatakan, kepastian hanya dapat diberikan oleh pihak KNKT.
Pasalnya, hanya KNKT yang berhak mengangkat ekor pesawat dan mengumumkan penemuan kotak hitam. Kepastian itu pun hanya bisa didapat dengan cara penyelaman. "Alat sudah mendeteksi, kemudian untuk memastikan, orang harus turun ke bawah (penyelaman)," ujar Unggul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.