Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Longsor di Tasikmalaya Masih Trauma

Kompas.com - 04/01/2015, 17:11 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Puluhan korban longsor di wilayah Salawu dan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya mengaku trauma mendalam jika hujan terus menerus turun di wilayahnya. Mereka ketakutan retakan tanah akan semakin melebar dan longsor kembali terjadi akibat guyuran air hujan.

"Kalau ada hujan terus menerus seperti sekarang ini kami jadi was-was. Kami trauma longsor akan terjadi lagi dan menimpa rumah lainnya di perkampungan," terang Asep Yani (45), salah seorang korban longsor Salawu yang kini mengungsi di rumah saudaranya yang lebih aman, Minggu (4/1/2015).

Asep bersama istri dan tiga anaknya belum mengetahui nasib kehidupannya ke depan. Pasalnya rumah satu-satunya miliknya telah rusak akibat tertimpa longsor hampir sepekan lalu. Longsor terjadi akibat cuaca buruk terus menerus terjadi dan menimpa tiga rumah serta mengancam puluhan rumah lainnya.

"Saya khawatir longsor susulan akan terjadi lagi, soalnya masih ada sekitar 50 rumah yang terancam. Tanahnya sudah retak-retak," kata dia.

Sejak siang tadi sampai sore ini, hujan terus mengguyur wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya. Sesuai catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tasikmalaya, kerawanan bencana di wilayah ini masih berstatus waspada. Apalagi hampir setiap harinya kalau terjadi hujan, bencana longsor di beberapa kecamatan selalu terjadi. Terlebih di daerah pegunungan dan perbukitan yang ada di wilayah Selatan Tasikmalaya.

"Kalau hujan terus menerus seperti ini, potensi bencana masih akan terus terjadi. Tasik termasuk daerah rawan bencana longsor tertinggi di Indonesia. Cuaca buruk masih terjadi seperti sekarang, kita hampir tiap hari menerima laporan bencana," kata Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin.

Selain di dua kecamatan tersebut, kata Kundang, bencana longsor selama dua pekan ini telah terjadi di hampir 15 kecamatan yang ada di wilayahnya. Terutama di daerah perbukitan yang memiliki kontur tanah gembur dan rawan pergerakan tanah. "Hampir di 15 kecamatan, longsor terus rawan terjadi. Mulai dari longsor di tebing jalan sampai longsor yang mengancam pemukiman. Kalau jumlahnya kita belum hitung," tambah Kundang.

Sebelumnya, bencana longsor dan banjir terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Tasikmalaya. Ratusan rumah terancam tertimbun dan hampir puluhan orang masih mengungsi di lokasi yang lebih aman. Meski demikian, selama kejadian bencana tersebut tidak ada korban jiwa. Tapi kerugian materil bisa ditaksir sudah sampai puluhan miliar akibat bencana yang terjadi selama beberapa pekan terakhir ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com