Banjir juga menyebabkan satu jembatan penghubung Desa Meureubo - Desa Pante Pereulak, Kecamatan Makmur, roboh pada Selasa malam. Akibatnya, satu-satunya sarana penyeberangan vital kedua desa itu terputus.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, desa terparah yang dilanda banjir adalah Leubu Me. Sebanyak 61 rumah penduduk, 35 hektar padi dan 15 meter tanggul penahan banjir terendam.
Kepala Desa Leubu Me, Dahlan Abdullah, Jumat, mengatakan, akibat rumah terendam banjir, 303 jiwa mengungsi ke Meunasah sejak Rabu kemarin.
“Sudah beberapa tahun terakhir desa kami tak lagi langganan banjir, namun intensitas hujan yang tinggi menyebabkan banjir tinggi merendam desa kami,” jelas Dahlan.
Diakuinya, warga yang sudah mengungsi belum berani pulang ke rumah mereka karena khawatir banjir kembali datang.
Selain Kecamatan Makmur, satu desa lainnya yang tak luput dari terjangan banjir adalah Samuti Aman di Kecamatan Gandapura. Sedikitnya 73 rumah warga terendam dan memaksa 300 jiwa mengungsi ke Meunasah Samuti Aman.
Informasi dihimpun, selain rumah penduduk, 43 hektar padi sawah rusak total ditambah 20 hektar tambak ikan dan tambak udang hanyut disapu banjir. Kerugian akibat banjir diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Kini, pengungsi dari dua desa di dua kecamatan itu mengharapkan bantuan bahan pangan dan selimut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.