Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ibu Susi Tak Lulus SMA Saja Bisa Sukses, Saya Juga Harus Bisa"

Kompas.com - 16/12/2014, 18:31 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Siapa yang menyangka bahwa semangat pantang menyerah yang dimiliki oleh Subagyo (60), warga Pungkuran Timur, Pleret, Bantul, terinspirasi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Subagyo, bapak dua anak yang memiliki keterbatasan fisik ini, mencoba membuka usaha jasa mengerjakan soal Matematika dan les privat dengan membuka lapak sederhana di emperan Kantor Pos Kota Gede Yogyakarta. Meski tak lulus kuliah S-1 Teknik Kimia di Universitas Gadjah Mada (UGM), tetapi karena semangat dan kemauannya yang besar untuk memecahkan soal Matematika, Subagyo mencoba membantu para pelajar dan mahasiswa yang merasa kesulitan di bidang eksak, terutama Matematika.

"Ibu Susi (Susi Pudjiastuti) tidak lulus SMA saja usahanya bisa sukses, sekarang bisa membantu masyarakat, saya juga harus bisa," ucap Subagyo saat ditemui di lapak sederhananya di emperan Kantor Pos Kota Gede Yogyakarta, Selasa (16/12/2014).

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti

Subagyo mengaku sangat mengagumi sosok Susi. Semangatnya, keuletannya, pantang menyerah, dan mau terus belajar menjadi inspirasi baginya untuk tidak menyerah pada keadaan.

"Saya heran, kenapa orang yang sehat berlagak cacat lalu minta-minta. Mereka mungkin tidak sadar dengan kemampuan yang diberikan Tuhan," tegasnya.

Seakan tak kenal jenuh, di usianya yang tidak muda lagi, Subagyo setap hari selalu belajar tentang Matematika. Bahkan untuk mengingat kembali pelajaran Matematika yang pernah dipelajarinya dulu selama sekolah, Subagyo dalam seminggu menghabiskan 20 buku tulis untuk berlatih soal.

"Saya coba berlatih soal untuk mengingat. Tidak sadar bisa 20 buku tulis habis," ucapnya.

Buku-buku tulis tersebut, lanjutnya, didapat dari putranya. Kebetulan, putra keduanya yang masih SD selalu juara kelas dan mendapat hadiah buku tulis. Selain itu, sering kali Subagyo harus meminjam buku pelajaran anaknya, atau memfotokopi buku siswa dan mahasiswa yang meminta bantuannya menerjemahkan soal Matematika.

Menurut dia, anggapan bahwa pelajaran eksak itu sulit tidaklah benar. Hanya saja, lanjutnya, anak-anak zaman sekarang cenderung malas membaca buku dan mencoba sehingga ketika sulit lalu berhenti tanpa mau mengulangi kembali sampai paham.

"Memang jasa ini untuk mencari nafkah, tapi kalau ada anak yang tidak punya uang tapi punya niat untuk belajar tetap saya bantu," tegasnya.

Pria lulusan SMA Yayasan Universitas Buruh (YUB) di Yogyakarta tahun 70-an ini bercita-cita memiliki les privat dan bimbingan tes masuk perguruan tinggi yang besar. Namun, biaya yang dikenakan untuk anak didik tidak tinggi. Pasalnya, menurut dia, setiap anak bangsa berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta bimbingan belajar.

Selain itu, dia tak ingin anak-anak harus berhenti mengenyam pendidikan seperti saat dirinya harus berhenti dari studi di Teknik Kimia UGM karena harus menjalani kuliah dan bekerja sekaligus. Subagyo tidak ingin apa yang dialaminya juga dirasakan oleh anak-anak lain.

Meski lapaknya masih sepi selama tiga minggu, Subagyo bertekad tidak akan mundur dari usahanya ini. Dia percaya usahanya bakal menuai hasil.

"Akan saya jalani ini sampai menghasilkan," tandasnya.

Bagi pengguna media sosial Facebook, Subagyo mungkin sudah tidak asing lagi. Pasalnya, beberapa hari lalu, seorang netizen mengunggah fotonya saat mengerjakan soal di emperan Kantor Pos Kota Gede. Foto tersebut lantas menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com