Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Korban Kerusuhan Enarotali Dikubur di Halaman Kantor Koramil

Kompas.com - 10/12/2014, 21:22 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com — Jenazah empat orang pelajar yang tewas tertembak di Lapangan Karel Gobai, Enarotali, akhirnya dimakamkan di halaman Koramil Enarotali, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Rabu (10/12/2014) petang.

Pemakaman empat jenazah yang sempat disemayamkan dua malam di Lapangan Karel Gobai itu disaksikan Bupati Paniai Hengky Kayame didampingi Direskrim Umum Polda Papua Kombes Pol Dwi Irianto dan Asintel Kodam XVII Cenderawasih Kol Inf Immanuel Ginting.

Ketua Dewan Adat Paniai, John Gobay, yang dihubungi Kompas.com di Enarotali, mengatakan, sebelum pemakaman, sempat terjadi negosiasi yang cukup alot untuk menentukan lokasi pemakaman korban penembakan.

"Pihak keluarga berkeras keempat jenazah dimakamkan di halaman Koramil, sementara Bupati Paniai meminta agar (pemakaman) dilakukan di luar pagar atau di samping lapangan yang berada di depan Koramil," ungkap Gobay.

Di tengah alotnya negosiasi, menurut Gobay, sejumlah mama berlarian ke arah tiang bendera Koramil dan langsung menggali tanah dengan peralatan seadanya.

"Bupati sempat berusaha melarang, tetapi tak digubris mama-mama dan warga yang terus menggali liang kubur. Beberapa di antaranya bahkan berusaha mengejar Bupati karena dianggap melawan adat," kata Gobay.

Setelah pemakaman, di hadapan ribuan warga di Lapangan Karel Gobai, Hengky Kayame meminta kepada pejabat Polda Papua dan Kodam XVII Cenderawasih untuk mengungkap kasus kerusuhan Enarotali secara transparan.

"Bupati meminta hasil investigasi dilaksanakan secara transparan dan pelaku harus meninggalkan Enarotali. Permintaan Bupati juga diiyakan oleh Kapolres Paniai dan Dandaramil Enarotali," kata Gobay.

Visum di lapangan

Sebelumnya, pada pagi hari, tiga dari empat jenazah korban penembakan divisum langsung di Lapangan Karel Gobay, Enarotali. Tiga jenazah yang divisum antara lain Simon Degei (18), Alpius Gobai (17), dan Alpius You (17). Sementara itu, jenazah Yulian Yeimo (17) tidak divisum karena meninggal di RSU Paniai.

Awalnya, pihak keluarga menolak dilakukan visum, tetapi setelah mendapat penjelasan dari Hengky Kayame, akhirnya dr Agus dari RSU Paniai melakukan visum disaksikan oleh pihak keluarga dan aparat.

Gobay menjelaskan, seusai menghadiri pemakaman pada Rabu petang, Hengky Kayame selaku pimpinan daerah memberikan uang duka kepada keluarga.

Kerusuhan di Paniai yang berlangsung Senin (8/12/2014) lalu bermula ketika sekelompok orang tak dikenal terlibat adu mulut yang dilanjutkan penganiayaan kepada sejumlah pemuda yang membuat Pondok Natal di Kampung Ipakije, Madi, Distrik Paniai Timur, Minggu (7/12/2014) sekitar pukul 20.00 WIT.

Insiden ini kemudian memicu kemarahan warga Kampung Ipakije, Distrik Paniai Timur. Selanjutnya mereka melakukan unjuk rasa ke Lapangan Karel Gobai.

Tembakan peringatan aparat yang berusaha membubarkan ratusan massa yang berkumpul di Lapangan Karel Gobai, justru dibalas massa dengan pelemparan batu ke arah Mapolsek dan Koramil Enarotali. Pasca-bentrokan, diketahui belasan orang menderita luka-luka terkena tembakan. Bahkan, empat di antaranya tewas di Lapangan Karel Gobai.

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com