Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diteliti, Efek Lilin dan Dupa terhadap Candi Borobudur

Kompas.com - 09/12/2014, 14:01 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com – Balai Konservasi Borobudur (BKB) Magelang, Jawa Tengah, sedang melakukan penelitian terkait pengaruh cairan lilin dan jelaga dupa yang menempel di bebatuan Candi Borobudur. Penelitian yang dilakukan oleh para pakar BKB tersebut untuk mengetahui sejauh mana dampak yang diakibatkan benda-benda tersebut terhadap kelestarian batu candi.

Kepala BKB, Marsis Sutopo, mengungkapkan, sejauh ini memang banyak warga yang datang ke candi Borobudur tidak hanya berwisata akan tetapi juga melakukan ibadah. Kebanyakan mereka membawa ubo rampe atau perlengkapan ibadah berupa lilin serta dupa yang diletakkan di batu candi dan juga diselipkan di sela-sela bebatuan candi.

“Sering kali lilin atau dupa yang ditinggalkan tampak mengotori candi sehingga mengurangi keindahan candi. Selain itu, cairan lilin yang tumpah dan dupa yang diselipkan di sela-sela batu itu dimungkinkan bisa terjadi reaksi kimia sehingga berdampak buruk terhadap kelestarian batu candi,” ujar Marsis di kantor BKB kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Selasa (9/12/2014).

Kendati demikian, tim BKB masih melakukan penelitian apakah lilin dan dupa tersebut memiliki dampak terhadap kelestarian candi, baik dampak secara kimia maupun estetika.

Menurut Marsis, apapun hasil penelitian tersebut nantinya akan menjadi bahan pertimbangan BKB sendiri untuk membuat regulasi atau Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait pemanfaatan candi Borobudur sebagai tempat ibadah. Selanjutnya, BKB akan membuat rekomendasi yang ditujukan kepada warga yang hendak melakukan ibadah di candi peninggalan raja-raja pada dinasti Syailendra itu.

“Kami tidak 100 persen melarang warga yang akan beribadah di candi Borobudur, hanya saja kami menganjurkan mereka untuk tidak meletakkan lilin dan dupa langsung pada batu, tetapi minimal menggunakan wadah khusus sehingga tidak bersentuhan langsung dengan batu,” tandas Marsis.

Marsis berharap, ke depan warga yang melakukan ibadah, maupun berwisata untuk berhati-hati dan senantiasa menjadikan candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia yang patut dijaga estetika dan kelestariannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com