Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minggu, Borobudur Jadi Lokasi Pemilihan Ratu Jamu Gendong

Kompas.com - 05/12/2014, 21:56 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com – Puncak Pemilihan Ratu Jamu Gendong dan Jamu Gendong Teladan Indonesia 2014 akan digelar di halaman Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (7/12/2014). Sebanyak 22 finalis bakal bersaing di acara puncak kontestasi ini.

"Grand final kami gelar di Candi Borobudur karena Borobudur merupakan salah satu harta yang sangat membanggakan, Borobudur adalah warisan budaya dunia, apalagi di candi ini terdapat relief yang menggambarkan budaya minum jamu," kata Direktur Utama PT Jamu Jago, Ivana Suprana, di Magelang, Jawa Tengah, Jumat (5/12/2014).

Ivana pun lalu merinci, 22 finalis itu terdiri atas 11 finalis kategori Ratu Jamu Gendong dengan rentang umur antara 18 tahun hingga 35 tahun. Lalu, 11 finalis lain adalah untuk kategori Jamu Gendong Teladan, dengan rentang usia antara 37 tahun hingga 55 tahun.

Menurut Ivana, ke-22 finalis ini adalah hasil audisi dari tujuh kota, yakni Serang, Bogor, Bandung, Cikampek, Cirebon, Solo, dan Surabaya. Dimulai pada Agustus 2014, kata dia, audisi diikuti oleh 700-an peserta.

Ivana mengatakan, ajang Pemilihan Ratu Jamu Gendong Indonesia merupakan upaya perusahaannya untuk turut melestarikan jamu tradisional Indonesia. Pada saat yang sama, ujar dia, kontestasi ini juga bertujuan menggalakkan kembali budaya minum jamu terutama di kalangan generasi muda.

“Jamu merupakan seni merawat kesehatan dan pengobatan yang menggunakan bahan-bahan alami, sudah ada turun-temurun sejak zaman kerajaan Mataram, ribuan tahun silam. Warisan budaya inilah yang harus dipertahankan dan lestarikan. Kalau bukan kita, siapa lagi?” papar Ivana.

Kriteria sang "Ratu"

Sementara itu, Manager Event dan Promosi, Aries Rahardjo, menambahkan sistem penilaian kompetisi tahun ini akan lebih ketat dibanding sebelumnya. Selain soal busana, keluwesan, interaksi dengan pelanggan, pengetahuan tentang produk Jamu Jago, pengetahuan bahan jamu, dan pengetahuan meramu jamu, sebut Aries, kriteria penilaian juga ditambah dengan etika.

"Tahun ini ada tambahan kriteria etika, dengan harapan ratu jamu yang terpilih benar-benar berkualitas dan bisa diandalkan menjadi duta jamu Indonesia. Ke depan ratu terpilih akan bertugas mempromosikan jamu baik di even nasional maupun internasional,” tutur Aries.

Aries berujar, seluruh finalis merupakan perempuan yang berprofesi sebagai penjual jamu tradisional. Untuk memastikannya, panitia benar-benar menelusuri profesi peserta. Aries mengatakan, beberapa finalis yang berprofesi penjual jamu karena mewarisi orang tua, ada pula yang menjaual jamu sembari sekolah dan sebagainya.

“Melalui ajang ini kami juga ingin mengingatkan masyarakat bahwa penjual jamu adalah profesi yang luhur dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Dari merekalah langsung terjadi perputaran uang dari petani, penjual, dan konsumen,” imbuh Aries.

Dijelaskan Aries, pemilihan Ratu Jamu Gendong juga sekaligus untuk mengampanyekan jamu yang memakai bahan baku alami tanpa bahan kimia. Para peserta juga mendapat pelatihan dari Balai POM di Semarang, Jawa Tengah.

Pemilihan Ratu Jamu Gendong pertama kali digelar pada 1980 di Semarang, ketika HM Ismail menjadi gubernur provinsi ini. Setelah beberapa tahun vakum, ajang ini kembali rutin digelar mulai 2008. Kategori Ratu Jamu Gendong Teladan baru muncul pada 2011. 

Selain menentukan Ratu Jamu Gendong yang baru, acara puncak di Borobudur juga bakal diisi dengan kegiatan lain, seperti kirab seni budaya yang menghadirkan seniman lokal Borobudur. Akan ditampilkan pula gunungan bahan-bahan jamu tradisional, peluncuran produk baru Jamu Jago, hingga penyerahan rekor MURI untuk parade dan karnaval Ratu Jamu Gendong yang Pertama di Dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com