Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Mengaku dari Malaysia, Manusia Perahu Dituding Bersandiwara

Kompas.com - 25/11/2014, 16:53 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

BERAU, KOMPAS.com — Manusia perahu dituding bersandiwara oleh sejumlah pejabat pemerintahan Indonesia. Mereka disebut berpura-pura dalam banyak hal untuk tetap bisa menjarah hasil laut di perairan Indonesia.

Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sudirman Saad mengatakan, menurut laporan, mereka berasal dari sebuah desa yang bernama Bangau-Bangau Samporna, Malaysia.

"Namun, kalau ditanya, mereka enggak mengaku orang Malaysia. Mereka ngakunya hidup di laut," ujar dia di sela meninjau keberadaan manusia perahu di lapangan Bulalung, Kecamatan Pulau Derawan, Kampung Tanjung Batu, Kabupaten Berau, Kalimantan Utara, Selasa (25/11/2014).

Padahal, dari bukti-bukti yang didapatkan petugas satuan keamanan laut Indonesia, lanjut Sudirman, di kapal-kapal para manusia perahu terdapat banyak tabung gas bermerek Petronas, uang ringgit, dan sejumlah barang yang tidak biasa dijual di Indonesia. Selain itu, manusia perahu tidak pernah mengaku jika dituding menjual ikan ke Malaysia.

Menurut mereka, ikan-ikan yang ditangkap hanya untuk dikonsumsi sendiri dan dijual ke penduduk Indonesia di 13 pulau yang ada di Kabupaten Berau. Padahal, menurut citra satelit, setelah mereka menangkap ikan, mereka bertemu dengan kapal-kapal berukuran besar dan menjualnya ke kapal itu. Kapal besar itu kerap menunggu di perbatasan laut Indonesia-Malaysia. Tangkapan kemudian dijual ke negeri jiran tersebut.

Kendati demikian, Sudirman tidak mau terkecoh. Sebagai wakil pemerintah yang berwenang, dia tetap menganggap bahwa manusia perahu melanggar hukum.

Pertama, mereka mencari ikan tanpa izin. Kedua, mereka bukan warga negara Indonesia sehingga dianggap nelayan asing.

Sudirman akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Malaysia untuk mencarikan solusi atas persoalan manusia perahu tersebut. Dia ingin mereka dikembalikan ke asalnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com