Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memasang Kepala Arca Borobudur adalah "PR" Besar

Kompas.com - 18/11/2014, 20:53 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com – Masih ada 250 arca Buddha yang kehilangan kepalanya di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kondisi tersebut menjadi “pekerjaan rumah” yang amat panjang dan rumit bagi para konservator untuk bisa memasang kepala arca ke badannya.

Kondisi itu pula yang menjadi perhatian tersendiri bagi tujuh konservator asal Jerman. Mereka yang berasal dari berbagai disiplin ilmu itu datang ke candi Borobudur untuk melakukan serangkaian pengamatan dan penelitian terhadap bebatuan candi, termasuk berupaya memasang kembali kepala arca ke badannya.

Salah satu konservator asal Jerman, Profesor Hans Leisen mengatakan, ada beberapa metode yang akan dilakukan oleh timnya, antara lain penelitian petrografi antara sayatan pada badan dan kepala arca. Penelitian itu dilakukan setelah mencocokkan bentuk retakannya.

"Kami melihat sayatan tipisnya kemudian bisa dicocokkan dengan badan yang ada di candi. Kalau batunya sesuai mungkin kepala dan badannya cocok," jelas Hans, sembari menunjukkan beberapa gambar di tabletnya.

Tampak sayatan batu yang penuh dengan lubang dan rongga-rongga pada gambar itu. Akan tetapi, lanjut Hans, setelah melalui serangkaian pencocokan, diketahui ternyata bentuk retakan di kepala itu telah mengalami perubahan. Diperkirakan, retakan-retakan tersebut sudah pernah ditatah saat pemugaran dahulu. Hal itu diduga untuk bisa memasang kepala tersebut.

"Jadi bentuk retakannya itu sudah berbeda dengan yang ada di badannya, jadi metode itu tidak bisa digunakan lagi. Pemasangan kepala merupakan pekerjaan yang cukup berat. Karena, arca yang tidak berkepala masih ada 250-an buah,” ungkap Hans.

Kepala Balai Konservasi Borobudurr (BKB), Marsis Sutopo, menyebutkan, saat ini terdapat 56 buah patung kepala arca Buddha yang masih disimpan di kantor BKB di Magelang, Jawa Tengah.

“Kepala-kepala arca itu disimpan ketika restorasi kedua tahun 1973-1983. Seluruh kepala arca Buddha itu belum dapat dipasang ke badannya. Ini merupakan Pekerjaan Rumah (PR) BKB untuk menyelesaikan kepala arca Buddha ini,” ulas Marsis.

Menurut Marsis, pemasangan kepala arca ke badannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena membutuhkan proses yang rumit, cermat dan lama. Terlebih ekspresi wajah patung kepala Buddha tersebut rata-rata sama, hanya posisi tangan saja yang berbeda, ada posisi abayamudra, mudra, dan ada yang memutar cakra.

Sebelumnya, BKB pernah memasang temuan dua kepala arca ke pada Mei 2014 dan 2012 silam. Dua kepala arca tersebut merupakan hasil temuan warga di Dusun Mendalan, Desa Tanjungsari, Kecamatan Borobudur pada 2010 silam.

Setelah restorasi atau pemugaran sampai sekarang, keberadaan patung Buddha dan kepalanya itu terus dipantau. Sejak Candi Borobudur direstorasi hingga sekarang, belum ada kasus kehilangan kepala arca. Termasuk, sejak dirinya menjabat di BKB, belum ada kehilangan arca atau bagian batu di Candi Borobudur.

“Mungkin ketika restorasi 1973-1983 itu ada metode penelitiannya dan alatnya belum sehebat sekarang,” ujar Marsis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com