Adik ipar Raja Keraton Kasunanan Surakarta, KRMH Satryo Hadinagoro, menuturkan, Kyai Bodong mati karena ditombak di Taman Seruni, Solo Baru, Sukoharjo, pada pertengahan Oktober lalu atau sebelum kirab 1 Sura.
Pelaku seperti sengaja menombak ke bagian kiri perut dan pangkal kaki depan sebelah kanan. Hal itu membuat luka sedalam 10 sentimeter.
"Kerbau-kerbau ini memang kerap dilepas untuk berjalan-jalan, dan saat berada di Solo Baru ditombak oleh orang tidak bertanggung jawab menggunakan tombak besi berkarat," ujar Satryo saat ditemui di Sitinggil Alun-alun Kidul, Selasa (4/11/2014).
Seusai dikabarkan mati, Satryo menambahkan, Kebo Kyai Bodong langsung dibawa dari Solo Baru menuju ke Sitinggil Alun-alun Kidul Keraton Surakarta. "Saat itu, hujan deras sekali, langsung kami bawa ke Sitinggil menggunakan mobil L 300. Saat masuk ke Alun-alun Kidul, hujan langsung berhenti," sambungnya.
Seusai dibawa ke Sitinggil Kidul, Kyai Bodong langsung dimakamkan di sekitaran Sitinggil Kidul. Satryo juga mengucapkan terima kasih kepada warga sekitar Taman Seruni, Solo Baru, yang telah merawat, bahkan memberi makan Kyai Bodong saat sekarat seusai ditombak.
Kerbau Kyai Bodong meninggal pada usia 65 tahun dan meninggalkan sembilan kerbau lain keturunan Kyai Slamet. "Usia dapat dilihat dari garis di tanduknya. Satu garis menandakan lima tahun usianya. Kyai Bodong ini merupakan kerbau yang memiliki bodi besar dan gagah," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.