Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Temukan Obat Kuat dan Obat Darah Tinggi di Kamar Abang Angelina Sondakh

Kompas.com - 04/11/2014, 08:24 WIB

BALIKPAPAN, KOMPAS.com — Penyebab tewasnya Franky Sondakh, kakak kandung Angelina Sondakh, masih menjadi pertanyaan besar. Polisi menyebutkan bahwa mereka menemukan obat darah tinggi dan obat kuat di tempat kejadian perkara (TKP). Barang bukti ini dikirim ke labfor di Surabaya untuk diperiksa.

"Jadi, saat olah TKP, kami menemukan obat darah tinggi dan obat kuat di kamar hotel. Memang, menurut keluarga, Franky pernah mengalami gangguan jantung, dan saat ini mengonsumsi obat penurun tekanan darah tinggi. Nah, obat-obatan tersebut juga kita sertakan dalam pemeriksaan sampel. (Mengenai) spekulasi bahwa almarhum keracunan atau sengaja diracuni atau ada hal-hal lain, belum bisa diketahui secara pasti," kata Kapolres Balikpapan AKBP Andi Azis Nizar, Senin (3/11/2014) sore.

Barang bukti ini dikirim bersama jaringan tubuh bagian dalam milik Franky yang diperoleh Polres Balikpapan melalui otopsi, Minggu (2/11/2014), untuk memastikan penyebab kematiannya.

"Hasilnya belum ada. Kami sudah mengirim sampel jaringan almarhum, berupa hati, ginjal, jantung, lambung, usus besar, dan usus kecil, ke laboratorium forensik di Surabaya. Anggota kita sendiri yang membawanya ke sana. Sampai saat ini, saya ataupun dokter yang melakukan otopsi belum mengetahui hasilnya," ungkap Andi.

Peristiwa meninggalnya Franky mengundang berbagai pertanyaan karena mendiang terkait kasus pidana korupsi Youth Centre di Manado. Terlebih lagi, saat ditemukan, almarhum sedang bersama seorang wanita berinisial SM dan dua laki-laki lainnya dari Jakarta.

Di Polres Balikpapan, tiga rekan almarhum yang menginap di hotel yang sama itu masih terlihat di ruang unit Jatanras hingga Senin sore.

"Wanita berinisial SM, mengaku sebagai teman bisnis almarhum. Mereka masuk ke hotel berempat dan memesan dua kamar. Akan tetapi, malam sebelum kejadian, mereka masuk ke satu kamar yang sama. Mereka kemudian menemukan almarhum dalam keadaan tidak sadarkan diri pada pagi harinya. Sampai saat ini, saya memang baru mengeluarkan statement untuk menghindari adanya anggapan di luar yang tidak sesuai dengan fakta," kata Andi.

Kepolisian, lanjut Andi, juga tidak melakukan pengamanan dalam arti upaya paksa pada ketiganya. Hal tersebut belum bisa dilakukan karena belum ada keyakinan terhadap penyebab meninggalnya almarhum.

"Untuk mengamankan dalam arti upaya paksa (penahanan), perlu ada bukti cukup kuat. Minimal, dua alat bukti. Sampai saat ini, ketiganya masih berstatus sebagai orang yang kita interogasi, belum bisa juga dikatakan sebagai saksi," ujar Andi.

Meski demikian, kepolisian sampai saat ini masih meminta ketiga rekan bisnis Franky untuk tetap berada di Balikpapan. Mereka pun kooperatif untuk hal tersebut.

"Dalam artian, mereka tidak mempersulit polisi dalam interogasi tambahan. Sebab, tim penyidik juga belum bisa memastikan apakah akan ditindaklanjuti ke arah penyidikan atau tidak," ujar Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com