Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam Bima-Arjuna Butuh Biaya Besar

Kompas.com - 06/10/2014, 13:21 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung akan melakukan operasi pemisahan terhadap bayi kembar siam dengan jenis conjoined twin inschiophagus tetrapus, Bima dan Arjuna asal Cidaun, Cianjur, Jawa Barat, Senin (6/10/2014).

Direktur Utama RSHS, Dr Bayu Wahyudi mengatakan, kasus kembar siam seperti yang dialami bayi Bima dan Arjuna dengan beberapa organ seperti tulang panggul, alat kelamin, anus dan saluran cerna bagian bawah menyatu, merupakan kasus kembar siam yang cukup spesial. Dengan melibatkan 99 orang ahli dalam tindakan operasi, pemisahan bayi Bima-Arjuna pun dipastikan membutuhkan biaya yang cukup besar. Meski demikian, Bayu belum mau memberikan jumlah pasti biaya yang dibutuhkan.

"Biaya operasinya sangat tinggi. Selama perawatan di RSHS selama 19 bulan saja sudah menghabiskan Rp 1,2 miliar," kata Bayu dalam konferensi pers di ruang COT RSHS Bandung, Senin pagi.

Bayu menjelaskan, pada saat pertama kali masuk RSHS, bayi Bima dan Arjuna menggunakan Jamkesmas yang kemudian dialihkan ke JKN BPJS kesehatan non-bantuan iuran. Jaminan tersebut dipastikan tidak akan menutupi biaya selama dirawat, apalagi biaya operasi pemisahan.

"Jadi selama 19 bulan perawatan biayanya ditanggung RSHS dan bantuan dari dokter-dokter, perawat dan manajemen," bebernya.

Lantaran membutuhkan biaya cukup besar, Bayu pun mengetuk hati masyarakat seluruh Indonesia untuk membantu biaya operasi pemisahan bayi kembar siam ini dengan membuka rekening Kadeudeuh RSHS di Bank Mandiri dengan nomor rekening 1320005234761. Tidak hanya untuk bayi Bima dan Arjuna saja. Rekening bantuan tersebut nantinya akan digunakan untuk membantu masyarakat tidak mampu lainnya yang membutuhkan penanganan medis dengan biaya tinggi.

Di tempat yang sama, ayah bayi kembar siam, Robby Achadiat, mengaku sangat membutuhkan uluran bantuan dari semua pihak untuk kelangsungan hidup kedua bayinya. Pasalnya, sejak beberapa bulan lalu, Robby memutuskan untuk berhenti bekerja dari perusahaan farmasi PT Gracia Pharmindo agar bisa total menemani dan mengurusi kedua putranya selama dirawat di RSHS Bandung.

"Saya sudah tidak bekerja lagi. Istri saya hanya bekerja sebagai guru honorer dengan gaji Rp 350.000 sebulan. Mudah-mudahan Pemkab Cianjur bisa mendengar dan mengangkat istri saya jadi guru PNS. Biarlah saya tidak bekerja dan mengurusi anak, tidak apa-apa," ucap Robby dengan nada lirih.

Meski demikian, Robby mengaku telah ikhlas dan menyerahkan sepenuhnya nasib kedua anaknya ke tangan dokter ahli yang menangani operasi pemisahan. Yang terpenting, kata dia, segala upaya untuk kebaikan Bima dan Arjuna sudah dilakukan secara maksimal.

"Kami benar-benar membutuhkan doa dan dukungan dari semua pihak untuk kelancaran operasi Bima dan Arjuna. Mudah-mudahan anak kami dapat yang terbaik," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com