Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: "Hoax", Kabar Bakal Ada Gempa 8 SR di Kawasan Gunung Slamet

Kompas.com - 17/09/2014, 22:33 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

Sumber Antara
PURWOKERTO, KOMPAS.com — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tidak memercayai isu tentang bakal ada gempa berkekuatan 8 skala Richter yang mengguncang kawasan Gunung Slamet di Jawa Tengah.

"Gempa itu tidak dapat diprediksi kapan terjadinya maupun berapa besar kekuatannya. Oleh karena itu, masyarakat jangan percaya terhadap isu gempa 8 SR yang akan mengguncang Gunung Slamet," kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (17/9/2014) malam.

Pernyataan Teguh ini merupakan respons atas beredarnya pesan lewat layanan broadcast lewat jaringan Blackberry Messenger. Dalam pesan tersebut, gempa disebut akan mengguncang Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes. Teguh memastikan BMKG tak pernah menyebarkan kabar semacam itu.

"Apalagi gempa tersebut (dikatakan) terkait aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang saat ini berstatus Siaga. Gempa-gempa vulkanik lebih banyak dirilis oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)," kata Teguh.

Terlebih lagi, ujar Teguh, PVMBG pun jarang menyebutkan kekuatan rentetan gempa vulkanik Gunung Slamet. "Biasanya hanya disebutkan jumlahnya saja. Misalnya, gempa vulkanik dalam berapa kali," papar dia.

Koordinator Wilayah III "Search and Rescue" Daerah Jateng Rudi Setiawan juga mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing berbagai isu tentang Gunung Slamet. "Kalau butuh informasi, silakan hubungi posko agar mendapatkan informasi yang resmi," katanya.

Terkait kabar mengenai terjadinya kebakaran hutan, Rudi mengatakan bahwa kebakaran tersebut masih sebatas daerah padang savana, tak menjangkau wilayah vegetasi. Kebakaran itu juga hanya berupa spot-spot kecil.

Sementara itu, warga di kota Purwokerto dikejutkan dengan terjadinya hujan pasir beberapa menit setelah Gunung Slamet mengeluarkan suara dentuman yang cukup kuat sekitar pukul 20.04 WIB.

"Tadi sempat terdengar suara dentuman yang cukup kuat dan beberapa menit kemudian terdengar suara 'kratak, kratak' di atap, ternyata ada pasir yang berjatuhan," kata warga Tanjung Elok, Purwokerto, Eviyanti. Hujan pasir dilaporkan juga terjadi di Limpakuwus, Kemutug, Kalipagu, dan Melung, Kabupaten Banyumas.

Data aktivitas Gunung Slamet

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengatakan berdasarkan data PVMBG dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kabupaten Pemalang, Rabu pada pukul 06.00-12.00 WIB, Gunung Slamet teramati mengeluarkan delapan kali letusan abu tebal warna kelabu kehitaman.

Letusan tersebut membubungkan asap hingga ketinggian 500 meter sampai 1.000 meter dari puncak. Selain itu, terekam 51 kali gempa embusan, delapan kali gempa letusan, dan dua kali tremor harmonik.

Lalu, lanjut Surono, pada pukul 12.00-18.00 WIB, teramati 11 kali letusan abu tebal warna kelabu kehitaman dengan ketinggian asap 700 meter sampai 1.200 meter yang condong ke arah selatan.

Letusan asap pada Rabu siang itu diikuti pula lontaran material pijar setinggi 300-500 meter dari puncak, serta terdengar enam kali suara dentuman sedang hingga kuat. Aktivitas kegempaan terekam berupa 29 kali gempa embusan, 11 kali gempa letusan, dan dua kali tremor garmonik.

Surono mengatakan bahwa selama 12 jam yang terbagi menjadi dua periode pengamatan, tidak terekam gempa-gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal. "Status Gunung Slamet masih tetap Siaga (level III). Masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet," papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com