Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Mengemis Menggiurkan, Pengemis Jual Kambing Bantuan Pemda

Kompas.com - 11/09/2014, 19:46 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, enggan memberikan bantuan kepada para pengemis yang biasa berkeliaran di wilayah perkotaan. Pasalnya, bantuan yang diberikan kepada mereka sia-sia.

Pemkab pernah memberikan bantuan kambing kepada pengemis untuk dipelihara, namun kambing tersebut malah dijual kembali.

Ahmad Subaidi, Kepala Bidang Sosial, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pamekasan, Kamis (11/9/2014) menuturkan, alasan kambing itu dijual karena keuntungan mengemis lebih besar daripada memelihara kambing. Jika memelihara kambing, harus menunggu delapan sampai setahun untuk mendapat keuntungan. Sementara penghasilan mengemis setiap hari ada yang sampai Rp 200.000 - Rp 300.000.

"Kalau cara berpikir pengemis seperti itu, sulit mereka dihentikan dari kebiasaannya," terang Subaidi.

Lebih lanjut Subaidi menambahkan, yang dibutuhkan pengemis hari ini bukan bantuan usaha seperti ternah kambing atau usaha lainnya. Namun mereka harus diubah cara berpikirnya. Apalagi rata-rata latar belakang pendidikan mereka ada yang tidak lulus sekolah dasar.

"Berbicara dengan mereka susah. Sebab pendidikannya rendah dan cara berpikirnya instan," katanya.

Bahkan, lanjut Ahmad Subaidi, di Desa Branta Tinggi, Kecamatan Tlanakan, pekerjaan mengemis sudah menjadi tradisi turun temurun. Tahun 2012 lalu, jumlah pengemis di desa tersebut mencapai 60 orang. Ada yang suami istri dan anak-anaknya semua menjadi pengemis. Sebagian dari mereka, ada yang sudah memasuki masa lanjut usia masih tetap menjadi pengemis. Pemkab masih memikirkan cara lain agar siklus pengemis di Pamekasan bisa diputus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com