Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Adinda Jernihkan Air Kotor Pakai Biji Kelor

Kompas.com - 26/08/2014, 14:01 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Penelitian siswi SMK Theresiana Semarang, Adinda Alifiansi Candra Dewi (18) yang meraih medali emas di Taiwan tergolong sederhana, namun sangat aplikatif. Dia menjernihkan air dengan biji kelor yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar.

Adinda yang ditemui di sekolahnya, Selasa (26/8/2014) mengatakan, awalnya biji kelor yang akan digunakan itu dikeringkan terlebih dahulu. Kemudian dihaluskan atau diblender dan disaring hingga menjadi serbuk yang halus.

Pada awal penelitian, ia menggunakan 400 mg serbuk biji kelor untuk satu liter air. Dibutuhkan waktu delapan jam hingga air itu jernih. Merasa belum efektif dan efisien, Adinda dibantu guru pembimbingnya terus melakukan beberapa kali uji coba.

"Saya gunakan sampel air sungai dari sungai Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur di beberapa titik dengan tingkat kekeruhan yang berbeda," ujar putri pasangan Kodrat Agung Ari Winanto dan Andrini Widiasari.

Setelah beberapa kali ujicoba, ia akhirnya menemukan dosis yang cocok dan waktu yang relatif singkat yakni sekitar satu jam. Serbuk biji kelor sebanyak 30mg untuk menjernihkan air satu liter.

Ia berharap dengan waktu yang relatif singkat itu, masyarakat akan tertarik mencobanya. Untuk menjernihkannya, serbuk tersebut dimasukkan ke dalam air kemudian diaduk. Pertama yakni diaduk dengan kecepatan 100 rpm selama 15-20 menit, kemudian lebih pelan sekitar 15rpm dengan waktu yang sama.

Setelah itu, air akan berubah menjadi jernih, dan kotoran-kotoran air sungai akan mengendap di bagian bawah sehingga mudah diambil. Sedangkan jika air itu bercampur minyak, serbuk biji kelor akan memisahkan minyak di bagian atas.

Setelah dilakukan penyaringan, air akan menjadi jernih dan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga. Untuk air yang lebih banyak, takaran serbuk biji kelor tinggal disesuaikan saja. "Kalau untuk diminum langsung butuh waktu sekitar 70 menit, tapi harus ada ujicoba di laboratorium untuk kandungan bakterinya. Itu yang belum saya lakukan dan berharap ke depannya bisa langsung minum," ujar siswi kelas 12 Jurusan Farmasi ini.

Dia mengatakan hal ini bisa dilakukan oleh siapapun. Terkait kecepatan dalam mengaduk, jika tidak ada alat pengukur kecepatan, bisa dilakukan dengan mengira-ira. "Saya pernah coba dengan botol, awalnya dikocok saja yang cepat, kemudian yang kedua yang pelan, nah hasilnya bisa dilihat. Makanya siapa saja bisa coba," ujar gadis yang bercita-cita menjadi apoteker ini.

Selain mudah dilakukan, biji kelor atau tanaman kelor juga mudah didapatkan. Selama ini masyarakat juga belum banyak tahu apa manfaat biji-biji kelor tersebut. Ia berharap apa yang dilakukan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat. Dengan penelitian itulah akhirnya Adinda mendapatkan prestasi yang sangat membanggakan dan mengharumkan nama Indonesia.

Dia meraih medali emas pada lomba riset tingkat SMA Asia-Pacific Conference of Young Scientist (APCYS) ke-3 di Taiwan pada 18-22 Agustus 2014. "Saya berharap ini bermanfaat, meski tidak langsung untuk skala besar, namun setidaknya untuk di lingkungan sekitar saya," kata dia.

Baca juga:
Setahun Penelitian, Adinda Raih Medali Emas di Taiwan
Teliti Biji Kelor, Pelajar Indonesia Raih Emas di Taiwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com