Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klenteng Berusia 230 Tahun Terbakar, Sampel Abu Diselidiki

Kompas.com - 16/06/2014, 19:46 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com - Tim Laboratorium Forensik Polda Jatim membawa sampel abu ke Surabaya untuk menyelidiki penyebab kebakaran Klenteng Ho Tong Bio yang terjadi Jumat lalu.

"Abu kami ambil dari 5 titik yang ada di lokasi klenteng yaitu ruang inap tamu, dapur, kamar penjaga, gudang dan juga di dekat altar," ungkap AKBP Sudi Haryono, Ketua Tim Labfor Kebakaran Polda Jatim, saat ditemui di klenteng yang berusia 230 tahun itu, Senin (16/6/2014).

Untuk sementara, kebakaran diduga bukan disebabkan oleh korsleting listrik.

"Kondisi listrik relatif baik sehingga untuk mengetahuinya kami mengambil sampel abu untuk diteliti apakah mengandung minyak seperti bensin, solar atau sejenisnya. Jika ada kandungannya maka kemungkinan ada unsur kesengajaan," ujarnya.

Menurut Sudi, api yang membakar bangunan utama berasal dari gudang tempat penyimpanan alat sembahyangan yang berada di belakang altar. Gudang tersebut berisi barang-barang yang mudah terbakar seperti dupa yosuwa, kertas kardus dan lilin.

Selain itu, tim yang terdiri dari 2 orang tersebut juga menemukan 3 titik sumber api yang berbeda.

"Antara altar dengan ruang inap tamu serta kamar penjaga mempunyai sumber api yang berbeda. Kami masih belum bisa menyimpulkan. Terlalu dini masih butuh waktu. Ini masih dugaan" ungkapnya.

Tim Labfor akan melakukan tes laboratorium dan hasilnya akan diketahui sekitar satu minggu untuk laporan secara lisan. Namun untuk laporan secara tertulis masih membutuhkan waktu yang lebih lama.

"Untuk pemeriksaan saksi nanti akan dilakukan oleh polres dan polsek setempat. Kami hanya meminta satu atau dua hari ini puing-puing jangan dibersihkan dulu, takutnya masih ada yang kami butuhkan. Nanti setelah pemeriksaan selesai kami persilahkan kepada pengurus untuk membersihkannya," pungkas Sudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com