Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasang Kepala Arca Borobudur Perlu Angkur dari Jerman

Kompas.com - 13/05/2014, 16:40 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com — Memasang kepala arca Buddha di Candi Borobudur tidak boleh sembarangan karena harus melalui serangkaian penelitian dan pencocokan dengan badan arca yang berjumlah ratusan.

Marsis Sutopo, Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB), menjelaskan, tim ahli harus mencocokkan satu per satu "luka" di badan arca dengan luka yang tertinggal di leher kepala arca kuno itu. Begitu juga dengan pencocokan struktur batu.

"Proses pencocokan paling cepat 1,5 tahun. Setelah cocok, baru dipasang," kata Marsis, Selasa (13/5/2014).

Pemasangan kepala arca peninggalan wangsa Syailendra abad VIII itu pun harus dilakukan dengan cara yang tepat. Pemasangan harus dikerjakan oleh beberapa petugas yang sudah ahli. Waktu yang dibutuhkan 2-3 jam.

Nahar Cahyandaru, koordinator Pokja Kajian BKB, menjelaskan, penempelan antara kepala arca dan badannya harus menggunakan perekat (lem) khusus untuk batu alam (epoksi resin). Agar kuat, kata Nahar, antara badan dan leher dipasangi angkur yang terbuat dari fiber sepanjang 15 sentimeter. Angkur didatangkan langsung dari Jerman.

"Sebelumnya kita pakai angkur besi, tetapi memiliki kelemahan karena mudah berkarat. Kemudian pakai kuningan, ternyata terlalu lentur. Sebetulnya yang paling bagus pakai bahan titanium, tetapi harganya mahal," papar Nahar.

Angkur dimasukkan ke leher kepala arca yang sudah dibor, lalu di sela-selanya dimasukkan serbuk batu. Selanjutnya, kepala dipasang di badan arca yang juga sudah dibor.

"Untuk menutup sambungan, ditempel serbuk batu sampai halus agar tidak terlihat (kamuflase)," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com