"Alhamdulillah kepala anak saya sudah ketemu. Saya bersyukur kepada Tuhan dan benar-benar mengucapkan terima kasih kepada semua warga yang sudah bantu untuk cari kepala anak saya," ungkap Inbawati dengan suara pelan.
Ia bercerita, sehari sebelumnya keluarga menemui seorang paranormal untuk mencari keberadaan kepala anaknya yang hilang hampir sepekan.
"Kiainya memberi tahu jika kepalanya masih ada di sekitar sungai tempat terakhir mayat diletakkan. Dia juga pesan untuk menaburkan garam dan kacang hijau di sekitar sungai, dan hari ini rencananya juga akan buat selamatan di lokasi," ceritanya.
Menurut dia, kiai juga berpesan, jika sampai Kamis siang kepala Eni belum ditemukan, keluarga harus mengikhlaskannya.
"Alhamdulillah, semua cara sudah kami lakukan dan membuahkan hasil. Pas siang hari kepalanya sudah ketemu," ucap Inbawati.
Sementara itu, Nasihin berharap agar potongan kepala anaknya segera dikebumikan dan disatukan dengan jasadnya yang lebih dahulu dimakamkan pada Sabtu (26/4/2014).
"Mungkin besok baru dimakamkan karena masih diotopsi. Kami berharap bisa segera dimakamkan agar arwah anak perempuan saya bisa tenang di alam sana. Kalau pelaku biar kami serahkan saja urusan hukumnya pada polisi," pungkasnya.
Eni Marpuah (14) dimutilasi oleh pacarnya, SA, siswa SMK swasta yang masih berumur 17 tahun. SA mengaku kesal terhadap Eni yang meminta pertanggungjawabannya karena sudah hamil dua bulan.
"Dia terus mendesak saya untuk bertanggung jawab. Sedang saya sendiri masih sekolah. Kekesalan saya memuncak ketika dia tidak mau pulang dan memilih tidur di rumah saya beberapa hari," kata SA.
Eni dibunuh oleh SA dengan cara dicekik pada Sabtu (19/4/2014) malam. Setelah itu, jasad Eni dimutilasi di pinggir sungai hingga kepalanya menghilang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.