Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napi Simpan Narkoba, Nusakambangan Belum Steril

Kompas.com - 03/04/2014, 10:19 WIB
CILACAP, KOMPAS.com - Kendati berulang kali dirazia, lembaga pemasyarakatan di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, masih menjadi sarang peredaran narkoba. Ini terbukti dari penangkapan seorang narapidana LP Narkotika yang didapati menyimpan sabu.

Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Andry Triaspoetra, Rabu (2/4/2014) kemarin mengatakan, narapidana tersebut bernama Rasiwan alias Doang (34) yang sedang menjalani hukuman lima tahun penjara dalam kasus penyalahgunaan narkotika.

”Yang bersangkutan baru menjalani dua tahun masa hukuman,” ujar dia.

Pengungkapan kasus tersebut berawal dari polisi yang menerima informasi terkait peredaran narkotika di Cilacap yang melibatkan Rasiwan.

Setelah mendalami kasus tersebut selama satu bulan, polisi meyakini kebenaran informasi itu. Selanjutnya, polisi berkoordinasi dengan pihak LP Nusakambangan, dan menggeledah ruang tahanan tersangka di LP Narkotika Blok B-3 Nomor 5 pada Jumat (21/3/2014) malam.

Dalam penggeledahan tersebut, polisi bersama sejumlah petugas dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kantor Wilayah Jateng menemukan barang bukti berupa satu bungkus bekas obat mata yang berisi enam paket plastik klip isi sabu seberat lebih kurang tiga gram.

Petugas gabungan juga menemukan satu bungkus bekas obat mata berisi enam paket plastik klip isi sabu dengan berat lebih kurang enam gram.

Petugas juga mendapati uang tunai senilai Rp 2,85 juta yang diduga merupakan hasil transaksi narkoba di lingkungan LP.

Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Cilacap Ajun Komisaris Anung Suryadi mengungkapkan, pihaknya menduga tersangka Rasiwan menjual narkoba kepada sesama narapidana.

”Dia kemungkinan mendapat pasokan sabu dari luar penjara. Terbukti kami menyita dua pesawat telepon genggam dari kamar tersangka,” katanya.

Oleh karena itu, pihak kepolisian, menurut Anung, masih mengembangkan kasus tersebut karena kemungkinan terdapat jaringan lain yang terkait dengan peredaran narkoba di lingkungan LP. Dia juga tidak menutup dugaan keterlibatan sipir dalam penyelundupan sabu ke dalam penjara.

Personel minim
Secara terpisah, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jateng Hermawan Yunianto tidak menampik dugaan keterlibatan ”orang dalam” dalam peredaran narkotika di dalam LP Narkotika Nusakambangan.

Namun, menurut dia, celah penyelundupan bukan hanya berasal dari para pegawai LP.

Pada malam Tahun Baru 2014, saat dilakukan razia besar-besaran di LP Batu Nusakambangan, selain sabu, petugas juga mendapati sejumlah selongsong peluru, anak panah, dan telepon genggam.

Menurut Hermawan, minimnya personel yang menjaga pos pemeriksaan penyeberangan di Dermaga Wijayapura, Cilacap, juga bisa dimanfaatkan oleh narapidana dengan menitipkan barang-barang terlarang itu melalui pengunjung.

Saat ini, satu regu giliran jaga pos penyeberangan diperkuat 4-6 petugas. Mereka harus memeriksa 50-100 pengunjung.

”Selain indikasi permainan pegawai, minimnya pengawasan pengunjung, karena kekurangan personel, juga bisa jadi faktornya. Memang hal itu klasik, tetapi fakta di lapangan seperti itu,” ungkap dia.

Saat ini pihaknya telah mendidik ulang para pegawai di Nusakambangan. Selain itu, pembatasan pengunjung juga akan diberlakukan lebih ketat. (GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KOMPAS
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com