Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Semarang: Tudingan Itu Mungkin untuk Lemahkan PDI-P dan Jokowi

Kompas.com - 26/03/2014, 17:58 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com — Bupati Semarang Mundjirin berpendapat bahwa tudingan terkait bagi-bagi sembako saat kampanye PDI-P di Pasar Bandarjo, Ungaran, Sabtu lalu, bukan ditujukan untuk menjatuhkannya. Menurutnya, perkara itu bertujuan menggembosi partai yang mengusungnya tersebut dan juga untuk melemahkan popularitas Jokowi.

"Bukan ke saya, itu saya rasa ke PDI-P. Ada orang yang ingin melemahkan PDI-P, mungkin juga melemahkan Jokowi karena beliau juga saya promosikan," kata Mundjirin, Selasa (26/3/2014) siang.

Bupati yang juga seorang dokter itu juga membenarkan bahwa dirinya baru saja memenuhi panggilan Panwaslu terkait dugaan tersebut. Menurutnya, setidaknya ada tiga pertanyaan inti yang diajukan oleh Ketua Panwaslu Kabupaten Semarang, Agus Riyanto.

"Bukan diperiksa, tapi klarifikasi. ada sekitar tiga pertanyaan. kita sebutkan apa yang kita kerjakan, kita lakukan disana. Kalau mau tanya ya ke panwas saja," ujarnya.

Mundjirin membantah pada saat blusukan itu telah membagi-bagikan sembako kepada warga. Ia menuturkan bahwa pada saat blusukan itu, dia diminta oleh para pedagang untuk membeli barang dagangan mereka. Para pengunjung pasar yang melihat dirinya blusukan lalu mendekat dan meminta barang-barang yang dibelinya itu.

"Salah kalau itu bagi-bagi sembako, tidak ada bagi-bagi atau apapun. Yang ada saya belanja, karena mereka ingin dibeli ya kita beli semampu kita. Dan tidak sampai dibawa pulang, (barang yang saya beli) diambil, jadi rebutan orang yang kepengen," tambahnya.

Bupati mengaku tidak tahu-menahu adanya kegiatan membagi-bagi paket sembako pada saat dirinya blusukan itu. Ia cukup paham akan aturan sehingga tidak mungkin melanggarnya. Namun, dia menyadari bahwa di dalam tahun politik ini, semua pihak harus berhati-hati dalam bertindak.

"Kalau ada yang bagi-bagi saya tidak tahu. Siapa yang beli siapa yang bayar (saya tidak tahu). Saya itu tahu aturan dan mematuhi aturan. Situasi begini memang harus hati-hati karena bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com