Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Dinkes Jabar: Penyakit Bocah P Tidak Terduga

Kompas.com - 22/03/2014, 22:00 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Alma Lucyati mengatakan, kuman ganas yang menyerang seorang anak bernama P (5) merupakan jenis jenis langka.

Seperti diketahui, P adalah pasien RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung yang sudah hampir satu bulan mendapatkan perawatan khusus di ruang isolasi.

Puvelia menderita penyakit aneh akibat infeksi yang menyerang kedua tangannya hingga menghitam seperti hangus serta bengkak cukup besar.

"Penyakit ini yang disebut dengan penyakit unpredictable (tidak terduga) tetapi bisa terjadi pada siapa saja," kata Alma seusai kunjungan bersama Wakil Menteri Kesehatan di RSHS Bandung, Sabtu (22/3/2014).

Alma menambahkan, jenis kuman yang menyerang kedua tangan P belum diketahui. Yang pasti, kata dia, kuman tersebut bersifat ganas.

"Diketahui bisa cuma agak lama, karena ini sangat langka dan unpredictale. Kuman itu ada di mana saja. Yang saya heran, kenapa sama yang lain tidak kena tapi kenapa sama dia kena," tuturnya.

Alma pun belum bisa menentukan apakah kasus yang menimpa P akibat malapraktik yang diduga dilakukan oleh salah satu klinik di Purwakarta, tempat P pertama kali ditangani sebelum dibawa ke RSHS.

Menurutnya, belum tentu klinik tersebut melakukan kesalahan karena memang kuman yang menyerang. "Ada faktor X. Yang tahu hanya Allah kenapa saat itu dia punya kondisi yang memungkinkan menjadi sensitif (kepada kuman)," jelasnya.

Sebelumnya, ibu pasien, SH, pada 19 Februari lalu, putrinya itu menderita panas tinggi. Dia pun membawanya ke klinik EM. "Katanya anak saya kena gejala tifus," tutur Siti di RS Hasan Sadikin, Kota Bandung, Jumat (21/3/2014).

Menurut SH, Puvelia kemudian diinfus di tangan kanan. "Tapi setelah diinfus tangan kanan anak saya malah bengkak, kemudian dipindahkan sebelah tangan kiri," ujarnya. Setelah infus dipindah, hal serupa terjadi. Tangan kiri Puvelia ikut membengkak.

Meskipun P belum sembuh, SH memutuskan untuk membawa pulang putrinya pada 21 Februari. Namun kedua tangan P semakin bengkak sampai seukuran tangan orang dewasa.

Pada 23 Februari, SH membawa kembali anaknya ke klinik EM untuk meminta pertanggungjawaban. Menurut SH, dokter di klinik itu membenarkan tangan putrinya bengkak akibat infus. Dokter itu kemudian memberinya antibiotik dan salep.

Bukannya sembuh, tangan P justru menghitam seperti terbakar setelah dia minum obat dan salep dioleskan. Karena panik, SH pun memboyong putrinya ke RS Hasan Sadikin Bandung. Bocah P pun ditangani sebuah tim khusus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com