Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jorok, Rumah Sakit Ini Kena Protes

Kompas.com - 21/03/2014, 13:43 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar yang merupakan rumah sakit rujukan di Sulawesi Barat menuai protes lantaran kondisi kebersihan yang tak terjaga dan instalasi air bersih yang mati.

Protes tersebut dilayangkan oleh sejumlah pasien dan keluarganya, Jumat (21/3/2014). Kotornya ruangan di RS tersebut tak hanya ditemui di luar, tetapi hingga ke ruang perawatan VIP. Kesulitan air pun menyebabkan banyak pasien yang terkendala soal kebutuhan sanitasi, seperti mandi dan buang air.

Tak hanya itu, fasilitas seperti AC, kulkas, dan TV pun seolah hanya menjadi pajangan karena banyak yang rusak. AC yang rusak di beberapa ruangan diganti dengan kipas angin. Bahkan ada beberapa keluarga pasien yang membawa kipas angin dari rumah.

Lebih parah lagi, aroma tidak sedap dari WC akibat kotoran yang tidak bisa disiram menyeruak masuk hingga ke ruang perawatan.

Farida, salah satu keluarga pasien di RS ini, melontarkan keluhannya. Menurut dia, kondisi yang ia lihat di RSUD Polewali Mandar sama sekali tidak menunjukkan ciri RS pada umumnya.

“Ruangannya jauh dari layak untuk tempat merawat pasien. Kotor, bau, tidak ada air, instalasi air rusak, terpaksa pasien dan keluarganya harus mandi di luar rumah sakit. Ini kan merepotkan pasien dan keluarganya,” ujar Farida.

Keluarga pasien Hamsiah pun mengeluhkan hal yang sama, terutama persoalan air bersih. Agar bisa mandi atau buang air, Hamsiah terpaksa harus keluar dari RS.

“Orang masuk rumah sakit mau sembuh, tapi kalau kondisi ruangan seperti ini jorok, kotoran WC tersumbat dan berbau, membuat pasien malah tambah sakit,” ujar Hamsiah.

Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Kesehatan Polewali Mandar A Hizbullah M menyebutkan, untuk memfungsikan kembali ruang-ruang perawatan yang rusak, termasuk instalasi WC dan jaringan air bersih, instalasi harus dibongkar secara keseluruhan.

RSUD ini masih menunggu turunnya dana Jamkesmas yang belum cair, serta dana pemeliharaan rutin dari pemerintah daerah. “Agar bisa normal, harus dibongkar semuanya,” ujar Hizbullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com