Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Hari Jelang Hukum Pancung, Apa Kabar Satinah?

Kompas.com - 21/03/2014, 12:16 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Entah bagaimana nasib Satinah binti Jumadi Ahmad 13 hari ke depan. Sebab, lolos atau tidaknya TKW asal Desa Kalisidi, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, ini dari hukuman pancung masih menjadi teka-teki.

Tragis memang, pada saat warga bangsa tengah menyambut pesta demokrasi lima tahunan, justru Satinah menjadi liyan.

Kabar mengenai ikhtiar juru runding pemerintah untuk "meluluhkan hati" keluarga eks majikan Satinah di Arab Saudi seolah tenggelam di dalam gegap gempita berita kampanye parpol dan para caleg.

"Saya tidak tahu perkembangannya, yang saya tahu dari koran itu berita Pak Ganjar (Gubernur Jateng) menggalang koin peduli Satinah. Semoga dia pulang dengan selamat," kata Paeri Al-Feri, kakak kandung Satinah, Jumat (21/3/2014).

Sejak kecil, Satinah hidup menderita. Beranjak dewasa, dia melanglang buana mencari kerja. Satinah dewasa menikah, tetapi tidak bahagia. Suaminya bahkan meninggalkannya saat ia menjadi pembantu di luar negeri.

"Ruli (suami Satinah) pergi ke Jakarta waktu Satinah ke Arab dan sampai sekarang tidak ada kabarnya. Si Nur, anaknya, bahkan sampai lupa wajah bapaknya," kata Paeri.

Kepala Desa Kalisidi, Dimas, mengakui bahwa Satinah kurang familiar di desanya karena sejak kecil Satinah pergi merantau di kota-kota besar.

"Sebenarnya tidak banyak yang kenal Satinah karena dia sejak kecil merantau. Tapi kami semua terus mendoakan agar Bu Satinah bisa lolos dari hukuman," kata Dimas.

Tak hanya itu, Satinah bahkan anonim untuk administrasi kependudukan di Kabupaten Semarang. Namanya tak pernah tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu. "Enggak muncul (di DPT), karena dia tidak tercatat secara administrasi di Desa Kalisidi," kata Dimas.

Ditanya mengenai waktu terakhir kali Satinah memegang KTP Desa Kalisidi, Dimas menjawab tidak tahu. Meskipun demikian, pada keberangkatannya ke Arab Saudi yang ketiga kalinya tahun 2007 Satinah diketahui memakai KTP Desa Kalisidi.

Satinah binti Jumadi (41), anak bangsa yang tersesat di Arab Saudi, kini nasibnya bak telur di ujung tanduk. Di balik jeruji penjara Al Gaseem, dia hanya bisa berbaik-baik dengan Tuhan, berharap pada 3 April 2014 mendatang Tuhan mengirimkan malaikat untuk menyelamatkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com