Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asap Pekat di Riau, 3.000 Warga Shalat Minta Hujan

Kompas.com - 13/03/2014, 14:23 WIB

BENGKALIS, KOMPAS.com —
Sebanyak 3.000 warga Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, memadati lapangan Tugu Bengkalis untuk melakukan shalat istisqo bersama atau shalat meminta hujan, Kamis (13/4/2014). Hal ini dilakukan menyusul makin tebalnya asap yang menyelimuti Provinsi Riau akibat kebakaran lahan dan hutan di provinsi ini. Mereka berharap hujan segera datang untuk meredakan kabut asap dan kebakaran di Riau.

Shalat yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis ini dimulai sekira pukul 8.00 WIB dan dipimpin oleh H Ghufronuddin dan Amrizal. Shalat tersebut diikuti oleh Bupati Bengkalis Herliayan Saleh, Wakil Bupati, dan sejumlah pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten Bengkalis, karyawan sejumlah kantor swasta, jemaah masjid dan mushala, serta para pelajar.

Menurut Herliyan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah kabupaten untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di Riau, khususnya di Bengkalis.

"Namun, sejauh ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Semoga saja dengan dilakukannya shalat istisqo, Allah SWT akan segera menurunkan hujan sehingga bencana ini bisa segera teratasi," katanya.

Sebelumnya, pada berbagai kesempatan, Herliyan meminta Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) untuk tidak segan-segan menegur warga yang sengaja membakar hutan dan lahan.

"LAMR Bengkalis memiliki hak untuk menegur warga di kampungnya sebab pembakaran hutan dan lahan menimbulkan asap pekat yang dampaknya cukup besar telah diderita oleh seluruh masyarakat di Provinsi Riau, hingga menimbulkan kerugian yang cukup besar itu," kata Herliyan Saleh.

Menurut Herliyan, LAMR Bengkalis dan seluruh lapisan masyarakat harus bergandengan tangan mencegah perusakan hutan dan lingkungan. Setiap orang di Bengkalis, lanjutnya, memiliki tanggung jawab besar untuk ikut melestarikan lingkungan.

"Sebagaimana petuah amanah alam dalam petunjuk dan ajaran Melayu menyadari eratnya kaitan manusia dengan alam, sehingga orang Melayu harus berupaya memelihara dan menjaga kelestariannya, agar keseimbangan alam terjaga dengan baik," katanya.

"Bahkan pepatah Melayu telah menguatkan pesan-pesan itu bahwa 'tanda orang memegang adat, alam dijaga petuah diingat. Tanda orang berbudi pekerti, merusak alam ia jauhi. Tanda orang berakal budi, merusak hutan ia tak sudi. Tanda orang berpikiran panjang, merusak alam ia berpantang'," katanya.

Sementara itu, data BMKG dengan satelit pada pukul 05.00 WIB menunjukkan total titik api di Sumatera mencapai 2.393, dan sebanyak 90 persen atau sekitar 2.047 titik api tersebar di Provinsi Riau. Akibat kabut asap yang makin tebal, jarak pandang di Pekanbaru pada Rabu pagi hanya 300 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com