Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesta Wisuda Diwarnai Tawuran Mahasiswa Mabuk

Kompas.com - 09/03/2014, 16:06 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KUPANG, KOMPAS.com - Pesta wisuda kelulusan mahasiswa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur diwarnai tawuran antar-mahasiswa. Dalam peristiwa itu, seorang polisi terluka dan mobil polisi rusak.

Korban luka adalah Briptu Lewi, anggota Polres Kupang Kota. Dua jari tangannya sebelah kiri patah saat melerai tawuran mahasiswa dalam pesta wisuda di Kelurahan Oesapa, Kota Kupang, Minggu (9/3/2014) dini hari tadi.

Wakil Kepala Polres Kupang Kota, Komisaris Yulian Perdana kepada Kompas.com, Minggu siang mengatakan, Briptu Lewi kini menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara, Kupang.

Lewi menjelaskan, pada Sabtu (8/3/2014) malam ada pesta wisuda di Kelurahan Oesapa tepatnya di belakang Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Kupang. Di acara syukuran itu, sejumlah pemuda menengak minuman keras hingga dini hari tadi.

"Kebanyakan mereka yang mabuk itu adalah mahasiswa. Setelah mabuk, mereka kemudian tawuran. Sempat dilerai oleh anggota kita Briptu Lewi, namun justru jari tangan Briptu Lewi malah patah,” jelas Yulian.

Yulian mengatakan, selain di Oesapa, pesta wisuda yang berujung tawuran juga terjadi di 20 titik di dalam Kota Kupang. Pihaknya kemudian menurunkan anggota yang cukup banyak untuk menghalau bentrokan tersebut.

“Warga banyak yang merasa resah dan minta bantuan ke polisi sehingga polres Kupang Kota sudah laksanakan imbauan dan sambangi secara persuasif, melalui Babinkamtibmas dan lurah serta RT setempat, namun malah diserang para mahasiswa mabuk,” kata Yulian.

Selain menyerang polisi, lanjut Yulian, para mahasiswa juga merusak kendaraan dinas polisi. Para pelaku perusakan diamankan polisi. "Ada juga mahasiswa yang bawa senjata tajam yang diselipkan di pinggang (diamankan),” sambungnya.

Yulian merinci, sejumlah mahasiswa yang diamankan berasal dari tiga unversitas berbeda, yakni SA dan U dari Universitas Kristen Kupang; EU dan U dari Universitas Nusa Cendana, Kupang dan; OT dari Universitas PGRI Kupang.

Yulian pun berharap kejadian seperti ini tidak lagi terulang lagi dan jangan sampai menjadi tradisi pesta wisuda di kota Kupang.

“Mohon partisipasi orangtua, media, tokoh masyarakat dan pihak kampus untuk membina anak-anaknya dan pemuda lebih berkarakter, lebih mandiri, lebih dewasa, lebih bertangungjawab sehingga warga dapat berharap karya nyata dari pemuda akademisi,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com