Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Sampah dari Bandung Berupa Briket

Kompas.com - 21/02/2014, 17:18 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bandung berencana mengekspor sampah organik seperti daun dan ranting pohon-pohon di Kota Bandung ke Jepang. Namun sampah-sampah tersebut diolah menjadi briket lebih dulu.

Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan (Diskamtam) Kota Bandung, Arief Prasteya mengatakan, sebelum rencana ekspor sampah ke Jepang dilaksanakan, Pemkot Bandung harus memiliki alat yang bisa memproses dahan dan ranting pohon menjadi briket.

"Kita harus beli dulu mesin untuk pencacah daun dan ranting, kalau sudah jadi briket baru dijual (ke Jepang)," kata Arief saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/2/2014).

Arief menjelaskan, rencana untuk mengekspor briket ranting dan daun pohon ke Jepang, Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan United Cities and Local Governments Asia-Pacific (UCLG-ASPAC). Pembelian mesin pengolahan sampah daun dan ranting menjadi briket pun akan didanai oleh UCLG-ASPAC.

UCLG ASPAC adalah sebuah organisasi internasional yang beranggotakan pemerintah kota, pemerintah daerah, dan asosiasi pemerintah daerah di kawasan Asia Pasifik. Salah satu pemberi dana Project Partnership for Democratic Local Governance in Southeast-Asia (Delgosea) adalah Uni Eropa.

"Urusan penjualan nanti diurus oleh UCLG-ASPAC dan Jepang. Kita (Pemkot Bandung) belum pernah jual mau terima berapa kita belum tahu," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, sampah-sampah di Kota Bandung ternyata memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Buktinya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil segera mengekspor sampah ke negara Jepang.

Namun, sampah yang akan diekspor ke Negeri Matahari Terbit itu bukan yang berserakan di jalan, melainkan sampah organik sisa-sisa pohon yang banyak tumbuh di Kota Bandung.

"Kita akan segera menandatangani MoU dengan Jepang, mereka akan membeli sampah daun dan ranting pohon Kota Bandung," kata Ridwan saat ditemui di Blitz Megaplex Paris van Java, Sukajadi, Kota Bandung, Jumat (21/2/2014).

Kendati demikian, Emil mengaku belum mengetahui tujuan Jepang mengimpor sampah dari Kota Bandung. Yang pasti, kata dia, penandatanganan MoU tersebut akan segera dilakukan. Dia berharap, langkah tersebut bisa mengurangi jumlah sampah organik di Kota Bandung.

"Sampah-sampah pohon sudah ada pasarnya di Jepang. Harga per kilonya sudah ada," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com