Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan, Wahidah Rustam, mengatakan, Risma dipandang sebagai representasi kepala daerah perempuan yang berhasil memajukan daerahnya.
"Dia harus menjadi inspirasi bagi pemimpin perempuan lainnya, jangan malah mundur karena kalah dengan tekanan politik di sekitarnya," katanya di Surabaya, Jumat (21/2/2014).
Risma kata dia adalah pemimpin yang cukup berani turun ke bawah dan menyentuh masyarakat kelas bawah, namun sayangnya aksi tersebut justru dipandang sebagai pencitraan.
"Justru partai politik sebagai representasi masyarakat harus mendukungnya, bukan malah menekan Risma," ujarnya.
Selama hampir empat tahun memimpin, Risma dinilai mampu memberdayakan kaum perempuan, khususnya kaum marjinal. Contohnya kaum perempuan yang selama ini menjadi pengemis, diubah menjadi wanita yang bisa berkarya dan terampil. Selain itu, para pekerja seks komersial juga perlahan dientas serta dijadikan pelaku usaha yang mandiri, dan diberi modal.
Beberapa pekan terakhir, Risma menjadi pembicaraan hangat publik, karena rumor rencana mundurnya dari kursi wali kota. Sayangnya Risma belum memastikan kapan waktunya sekaligus alasan mundurnya. Isu yang beredar, Risma merasa tidak kuat dengan tekanan politik sebagai wali kota Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.