Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Rugi, RS Swasta di Bengkulu Ogah Ikut BPJS

Kompas.com - 18/02/2014, 20:05 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis


BENGKULU, KOMPAS.com - Kepala Cabang Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Bengkulu, dr Syaipul Roib menyebutkan, rumah sakit swasta tidak akan merugi jika ikut dalam program pengganti Askes tersebut dengan menggunakan simulasi hitungan.

Menurut Syaipul, di Jakarta, umumnya rumah sakit swasta banyak yang ikut serta dalam pelayanan BPJS. Hal itu menunjukkan tidak ada istilah merugi jika hal yang sama juga dilakukan rumah sakit swasta di Bengkulu.

"Simulasi hitungan bisa dilakukan oleh rumah sakit dengan menggunakan data pengobatan pasien per tahun masing-masing rumah sakit. Dari sanalah rumah sakit dapat menentukan untung dan rugi bila mereka ikut serta dalam program BPJS," kata Syaipul, Selasa (18/2/2014).

Ia melanjutkan, sejauh ini beberapa rumah sakit swasta terkenal di Bengkulu belum berani coba melakukan simulasi hitungan untuk ikut dalam program BPJS. Padahal jika simulasi tersebut dilakukan, rumah sakit dapat mengetahui besaran keuntungan dan kerugian jika ikut BPJS.

Menurut Syaipul, memang ada beberapa rumah sakit swasta yang melakukan koordinasi dengan BPJS untuk ikut serta, tetapi sejauh ini mereka belum menyatakan kesediaan karena tak berani mengambil risiko rugi.

Padahal, menurutnya, tak ada kerugian bagi rumah sakit swasta jika mengikuti program BPJS karena semua pasti dibayar oleh negara. Bahkan BPJS juga memberikan pembayaran klaim beberapa persen di muka, sehingga tidak memberatkan rumah sakit swasta.

Beberapa rumah sakit swasta di Bengkulu menyatakan penolakannya untuk ikut dalam program BPJS dengan alasan belum ada kejelasan dari BPJS Kesehatan Cabang Bengkulu, terutama soal tarif klaim yang ditetapkan untuk setiap pasien pengguna kartu BPJS. Sebab, jika nilai tarif itu di bawah standar, maka pihak rumah sakit akan mengalami kerugian.

”Kita belum tahu tarif klaim dari BPJS. Jika nilai klaim kecil itu tidak bisa kita terima. Sebab, RS kita ini swasta, lain halnya dengan RS Pemerintah. Semua biaya operasional dari pasien langsung,” kata Kasubag Sumber Daya Manusia (SDM) Umum RS Rafflesia, Wahirin Yanul, beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com