Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Kelud Memang Istimewa

Kompas.com - 13/02/2014, 09:52 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com — Gunung Kelud dengan ketinggian 1.731 mdpl di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mempunyai keistimewaan dibanding dengan beberapa gunung berapi lainnya.

"Kelud cukup istimewa, baik dalam risiko bahaya maupun risiko dampak bencananya," kata Gede Swantika, Pelaksana tugas Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) di bawah Badan Geologi Kementerian ESDM, saat berada di pos pantau Kelud di Desa Sugihwaras, Kabupaten Kediri, Rabu (12/2/2014) malam.

Pada risiko bahaya, sedari dulu Kelud dikenal dengan letusan eksplosif dan danau kawah di puncaknya. Danau kawah yang berasal dari tampungan air hujan itulah yang berubah menjadi lahar panas saat erupsi terjadi.

Periode letusan yang pernah tercatat durasinya lebih pendek dibandingkan dengan Gunung Merapi. Periode letusan Merapi terjadi rentang hitungan bulan, sedangkan Kelud dalam hitungan jam.

Bahkan secara volume material yang dimuntahkan, Kelud pernah mengalirkan sekitar 100 juta meter kubik material dari dalam perut bumi, dalam erupsi tahun 1990. "Kalau Sinabung kemarin sekitar 15 juta meter kubik, yang dikeluarkan selama empat bulan," kata Gede.

Dengan risiko bahaya Kelud tersebut, potensi kerusakan yang ditimbulkan menjadi sangat tinggi, yaitu potensi ancaman terhadap permukiman warga yang rapat dan menghancurkan hasil pertanian sehingga berpengaruh juga pada perekonomian.

Saat ini, memang kawah danau telah berubah menjadi kubah lava. Perubahan tersebut terjadi dalam erupsi efusif tahun 2007 lalu.

Para ahli vulkanologi, kata Gede, sepakat bahwa kubah lava itu jika hamburkan ke atas, akan menyebabkan bencana yang tidak jauh berbeda dari letusan 1990. Oleh karena itu, perubahan dari kawah danau menjadi kubah lava tersebut tidak memengaruhi tingkat bahaya yang ada.

Namun, ia berharap, aktivitas kegunungapian kali ini berjalan aman. "Harapan saya, mudah-mudahan erupsi kali ini efusif saja agar tidak ada masalah di Kediri ini," tegasnya.

Sebelumnya, aktivitas kegunungapian Gunung Kelud terus mengalami peningkatan. Pada 2 Februari 2014 statusnya dinaikkan menjadi Waspada, lalu kembali naik menjadi Siaga pada 10 Februari 2014. Dengan status ini wilayah jangkauan radius 5 kilometer dari kawah disterilkan dari aktivitas manusia.

Atas kondisi itu juga, Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Kediri dibentuk dan beberapa skenario dijalankan untuk menghadapi ancaman erupsi Kelud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com