Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaset Pita, Riwayatmu Kini...

Kompas.com - 08/02/2014, 13:07 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com — Anda masih mempunyai koleksi kaset pita? Atau kaset pita masih digunakan, tetapi rusak? Jangan khawatir, di Semarang, tepatnya di bantaran kali Kanal Banjir Barat ada tempat penjualan kaset pita. Tempat dagangan yang digelar sederhana itu juga menerima perbaikan kaset rusak.

Bandi (53) sudah 40 tahun berjualan kaset pita, yakni sejak tahun 1972. Namun kini, berjualan kaset pita semakin sulit karena tergerus oleh teknologi multimedia yang serba canggih. Pendapatan yang diperoleh dari berjualan kaset pun menurun drastis jika dibandingkan masa dulu. Namun, Bandi tetap berjualan kaset pita demi bertahan hidup.

“Rata-rata sepi, tapi tiap hari rata-rata ada 10 kaset yang terjual dengan harga beragam,” ujar warga Kelurahan Kaligawe, Semarang Utara, ini, Sabtu (8/2/2014).

Dia memasang harga untuk satu kaset pita sebesar Rp 10.000. Namun, harga itu bisa turun jika ditawar pelanggannya. Bagi dia, harga berapa pun tidak masalah, yang penting kasetnya laku.

“Beli satu Rp 10.000, kadang kalau mau beli dua Rp 15 ribu pun saya kasih. Apalagi kalau borongan dan menawar, harganya bisa saya turunkan,” katanya, Sabtu (8/2/2012).

Pengunjung yang hendak mencari kaset pita, kata dia, umumnya mencari lagu-lagu rohani, dangdut, campur sari, Koes Plus, dan Pance F Pondang, dan terkadang juga lagu barat dengan genre lagu oldiest love song dan house music.

“Memang kaset pita ini ditinggalkan karena dianggap jadul, ketinggalan zaman dan tidak praktis lagi. Selain itu, hanya bisa dinikmati melalui tape deck di rumah ataupun di dashboard mobil,” ungkap Bandi.

Yudi (45), salah satu pengunjung, mengaku sudah beberapa kali membeli kaset pita dengan harga berbeda, dari Rp 1.800 hingga Rp 22.000. Menurutnya, lagu yang dihasilkan dari kaset ini lebih orisinil dibanding CD ataupun MP3.

“Saya hingga hari ini masih mendengarkan lagu-lagu lewat kaset tape. Rasanya, ada sesuatu yang beda di telinga ketika mendengarkan lagu melalu kaset tape. Cover album pada kaset juga keren karena punya nilai artistik yang tinggi. Lihat saja desain gambarnya, grafis, dan lay out-nya. Mantap sekali,” pungkas warga Kencono Wungu, Semarang, ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com