Kedalaman jalan yang ambles sekitar 50 cm yang membuat badan jalan miring dan membuat kendaraan roda empat tidak bisa melintas. Untuk bisa ke kota, kini warga harus memutar arah melewati jalan alternatif yang berjarak lebih jauh sekitar 10 km.
"Dari rumah terdengar suara gemuruh, pas saya lihat ke sini ternyata ambles dan sejumlah titik aspalnya retak-retak," kata Harel di lokasi kejadian.
Warga langsung bergotong-royong dengan menutup retakan jalan menggunakan pasir yang dibeli dari uang sukarela. Hal itu dilakukan karena belum ada penanganan perbaikan jalan dari pemerintah.
"Yang penting sepeda motor bisa lewat terlebih dahulu agar bisa menuju ke desa tujuan, warga hanya bisa gotong royong," lanjut Harel.
Tanah yang bergeser tidak hanya membuat jalan ambles. Sebuah bukit yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian juga mengalami longsor yang mengancam rumah warga.
Kepala Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tegal Tedjo Kisworo menjelaskan, pihaknya sudah mendata jumlah kerugian akibat jalan yang ambles.
Pemerintah daerah juga telah menganggarkan dana senilai Rp 4 miliar untuk dana tidak terduga seperti bencana."Secepatnya kita koordinasi dengan semua pihak agar jalan diperbaiki karena merupakan akses vital bagi warga, sementara ada rencana relokasi untuk rumah yang hampir longsor akibat pergeseran tanah," kata Tedjo.