Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2014, 15:38 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MINAHASA, KOMPAS.com - Sejumlah warga Kelurahan Tikela, Lingkungan Satu, Kecamatan Tombulu, Minahasa terpaksa harus tinggal sementara di bawah kolong jembatan. Mereka mengeluhkan lambatnya perhatian pemerintah kabupaten membantu penderitaan mereka.

"Mau tinggal dimana lagi? Semua rumah kami hanyut disapu banjir. Tidak ada yang tersisa, kayu sepotong pun tidak tersisa," keluh Nola Tololiu, warga Tikela, Kamis (30/1/2014).

Hal yang sama diungkapkan Kepala Lingkungan Satu, Edy Worang yang rumahnya juga ikut tersapu banjir. "Belum ada bantuan sampai di sini, bantuan yang ada hanya sampai di posko tapi tidak sampai di sini," tegas Edy.

Beberapa rumah warga yang tepat berada di tepi Daerah Aliran Sungai (DAS) Sawangan tersapu banjir bandang yang menerjang pada Rabu (15/1/2014). Edy bahkan menyesalkan posko bantuan yang didirikan terlihat malah dijadikan tempat mengonsumsi minuman keras.

"Di situ kan ada kepala desa, semestinya dia juga lihat kami yang ada di lingkungan satu ini. Posko itu hanya dipakai sebagai tempat minum-minum saja," keluh Edy.

Karena tidak tahu mau tinggal dimana, beberapa warga yang rumahnya hilang terpaksa tinggal di bawah kolong jembatan yang merupakan bagian dari Jalan Ring Road. Mereka memanfaatkan sisa-sisa bangunan lalu mendirikan pondok agar bisa berteduh. Sementara untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum, mereka terpaksa meminta sumbangan dari pengendara yang lewat di situ.

Dua pekan pasca-banjir bandang di Sulawesi Utara, banyak persoalan justru muncul ke permukaan. Ratusan kepala keluarga kehilangan tempat tinggal, sementara ribuan lainnya harus menghadapi kenyataan kehilangan harta benda karena rumah mereka rusak parah. Penanganan pasca-bencana harus segera dilakukan. Warga berharap pemerintah tidak lambat menyalurkan berbagai bantuan, terutama perbaikan fasilitas umum.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com