"Kelompok warga di jemaat kami sudah sejak minggu lalu terus menyuplai makanan bungkus. Sebagian di antaranya menyumbangkan tenaga untuk bantu kerja bakti," ujar Fredy, warga Kakaskasen, Tomohon, Senin (27/1/2014).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, beberapa kenderaan truk mengangkut puluhan orang lengkap dengan peralatan kerja bakti melintas dari arah Minahasa Selatan menuju ke Manado. Di depan kenderaan mereka memasang spanduk bertuliskan "Aksi Solidaritas Mapalus For Manado".
Rombongan mapalus itu kemudian mendatangi lokasi-lokasi yang diterjang banjir bandang pada Rabu (15/1/2014) dua pekan lalu. Mereka bahu membahu membantu warga korban banjir membersihkan endapan lumpur serta sampah yang ditinggalkan banjir.
"Sungguh keterlaluan kalau kami hanya diam, semenara leluhur kami mengajarkan kepada kami budaya mapalus. Harus saling tolong menolong," ungkap Pieters, warga Minahasa Selatan.
Mapalus merupakan tradisi orang Minahasa yang ditunjukkan dengan kegiatan saling membantu. Biasanya tradisi itu dilakukan ketika ada pekerjaan yang harus dilakukan secara bersama di kampung. Mapalus juga dilakukan disaat penduduk kampung ditimpah suasana duka atau sedang melaksanakan pesta.
Selain membantu membersihkan Kota Manado, beberapa kelompok warga dari Modoinding juga secara spontan membawa hasil kebun mereka berupa sayur mayur untuk dibagikan ke posko-posko bencana.
Wakil Wali Kota Manado, Harley Mangindaan mengungkapkan rasa harunya melihat aksi solidaritas yang ditunjukkan masyarakat dari kabupaten dan kota lainnya di Sulut.
"Ini menunjukkan semboyan torang samua basudara masih mengakar di Sulawesi Utara. Terima kasih atas uluran tangan semua pihak membantu pulihkan Kota Manado," ujar Mangindaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.