Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Kompas Gramedia Beri Kuliah Umum di ITB

Kompas.com - 22/01/2014, 13:34 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Kompas Gramedia bekerja sama dengan Lembaga Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung menggelar kuliah umum bertema " Menjadi Penerobos" di Ruang Galeri Utama Campus Centre Timur ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu (22/1/2014).

Di hadapan ratusan pasang mata mahasiswa ITB, CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo menjadi pembicara dengan pembahasan tentang perkembangan industri media di dunia dan Indonesia.

Pembahasan pertama Agung dalam kuliah umum tersebut adalah bagaimana cara untuk bertahan dalam industri media yang memiliki persaingan ketat antarperusahaan. Menurut Agung, semakin besar sebuah perusahaan, maka perusahaan kecil yang tumbuh di sekelilingnya akan berusaha mencari celah untuk menumbangkan sang juara.

Ia memberikan contoh kasus beberapa perusahaan raksasa seperti Sony yang akhirnya disalip ketenarannya oleh Samsung dalam satu dekade ke belakang.

Kemudian, perusahaan komputer bernama IBM yang pada masa jayanya tidak memiliki saingan, kini harus terpuruk. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan IBM terlalu besar sehingga mulai sulit dalam hal birokrasi berlapis serta lambat dalam pengambilan keputusan kewenangan organisasi.

"Siapa pun bisa menjadi Samsung, tapi bisa juga menjadi Sony. Pertanyaannya, sampai kapan menjadi juara bertahan?" ujar Agung.

"Semua orang kepengin jadi juara. Juara bertahan akan ditantang setiap saat karena semua orang ingin juara itu tergantikan. Sampai kapan sang juara bertahan? Kualitaslah yang akan menentukan," imbuhnya.

Lebih lanjut Agung menjelaskan bagaimana situasi dan kondisi persaingan antarmedia saat ini. Beberapa poin yang diungkapkannya adalah tentang produk-produk hasil inovasi dan kreativitas yang saat ini juga terperangkap situasi generik.

"Teknologi membuat produk cepat hilang dari pasaran dan cenderung generik. Kreativitas itu kebanyakan mencontoh. Ketika kita akan me-launching sebuah inovasi, saat itu juga semua akan mengikuti. Jadi, tidak ada sesuatu yang hebat dan baru," tuturnya.

Berkaitan dengan itu, Agung menilai saat ini dalam dunia industri sudah tidak ada lagi kerahasiaan. Ketika akan mengeluarkan sebuah produk baru, kata Agung, pasti akan ketahuan dalam waktu cepat.

"Semuanya seperti ada di dalam rumah kaca. Yang di dalam mudah melihat keluar dan yang di luar dengan mudah melihat apa yang terjadi di dalam," paparnya.

Bicara soal persaingan, Agung berpendapat jika dalam sebuah kompetisi sering kali tidak perlu etis. "Karena hanya saya atau kamu yang mati. Inilah persaingan yang kita hadapi," tegasnya.

Kecepatan, hal tersebut adalah salah satu faktor yang memengaruhi industri media saat ini. Ia mengambil perumpamaan bagaimana mengendarai mobil Nascar yang supercepat. Namun, di dalam mobil tersebut ternyata sangat menyiksa karena panas. Bahkan, kalau kurang konsentrasi bisa berakibat celaka.

"Jika kita berada pada posisi di bawah, tidak akan bisa tidur dan tidak bisa diam. Sama saja dengan yang berada di posisi atas. Jadi, bisnis hari ini tidak ada yang bisa tidur," jelasnya.

"Kalau dulu kerja di bank bisa masuk jam 7 dan pulang jam 2 siang, hari ini mana ada? Anda mungkin akan bekerja 24 jam. Orang dituntut untuk menjadi mobil Nascar," ucapnya.

Ia pun mengambil kesimpulan bahwa perubahan medan perang dalam dunia bisnis media hari ini yang paling utama adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia alias SDM.

"Hari ini adalah SDM lawan SDM. Bukan lagi karena lembaganya yang hebat, tapi karena SDM-nya," kata Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com