Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bosan Mengeluh, Warga Jadikan Banjir sebagai Wisata Air

Kompas.com - 08/01/2014, 21:09 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis


SAMARINDA, KOMPAS.com — Bosan mengeluh dengan banjir yang selalu datang, sebagian warga Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), akhirnya ihklas menerima keadaan kota yang tidak pernah lepas dari cengkeraman bencana banjir. Mereka menilai, Samarinda memang daerah rendah dan tidak tertata baik. Bahkan, kini masyarakat menjadikan banjir sebagai wahana bermain air.

Rabu (8/1/2014) sekitar pukul 13.00 Wita, Martinah, salah satu warga Jalan Pangeran Antasari, Samarinda, menemani kedua anaknya yang berenang di tengah banjir di sepanjang Jalan Pangeran Antasari.

“Daripada pergi ke kolam renang, mending berenang di air banjir saja. Capek kalau terus mengeluh karena banjir, lebih baik dinikmati dan dijadikan wahana wisata air untuk anak-anak,” celotehnya, Rabu (8/1/2014).

Meski kondisi air berwarna coklat dan terkesan jorok, Martinah tidak khawatir. Menurutnya, anak-anaknya sudah sering berenang dengan kondisi air tersebut, tetapi tidak pernah terjangkit penyakit.

“Saya dan anak-anak sudah biasa main banjir seperti ini. Bahkan anak-anak tidak mau berhenti kalau tidak lelah. Tapi selama ini, alhamdulillah kedua anak saya tidak pernah terserang penyakit atau gatal-gatal,” ujarnya.

Di lokasi berbeda, Syamsul juga berpendapat yang sama. Warga yang tinggal di Jalan KH Wahid Hasyim, Samarinda, ini sudah langganan dengan banjir. Walau hujan gerimis saja, rumahnya sudah langsung terendam air setinggi lutut orang dewasa.

“Rumah saya langganan banjir, ini sudah selutut. Tidak bisa diapa-apakan lagi, kecuali meninggikan bangunan rumah. Saya sudah terbiasa dengan kondisi begini, saya dan keluarga tidak pernah mengeluh lagi pada pemerintah. Tepatnya bosan mengeluh,” tegasnya.

Menurut Syamsul, di sepanjang Jalan KH Wahid Hasyim sampai ke Jalan PM Noor adalah lokasi banjir yang paling dalam. Terlebih di simpang empat lampu merah yang memotong kedua jalan tersebut. Jika Samarinda dilanda hujan yang cukup deras, maka air akan meninggi hingga dada orang dewasa.

“Kami mau apalagi? Menagih pada pemerintah untuk penanggulangan banjir juga tidak mungkin. Paling-paling dapat bantuan perahu karet. Daripada kesal setiap hari, lebih baik dinikmati saja,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com