Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Masa Depan Indonesia, Pemuda Berdiskusi di Singapura

Kompas.com - 25/12/2013, 15:54 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis


SINGAPURA, KOMPAS.com - Mayoritas penduduk Indonesia saat ini adalah generasi muda dengan median umur 28.9 tahun, di mana 60 persennya berusia 15 sampai 54 tahun. Bagaimanakah peran mereka membangun masa depan Indonesia?

Co-founder Global Indonesian Voices (GIV), Maulana Bachtiar mencetuskan pertanyaan itu dalam pidato sambutan Young Leaders’ Night, Singapura, Minggu (22/12). Panelis yang diundang sepakat pemuda perlu aktif berinisiasi politik untuk melahirkan generasi yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju dan disegani.

Apatisme politik selalu menjadi persoalan klasik. “Politik itu hal yang 'tabu' dan kotor, kenapa kita harus menodai diri". Pendiri National Press Club of Indonesia, Imelda Sari menekankan bahwa anak muda harus mengubah mindset ini. “Mereka itu harapan bangsa ini untuk bergerak maju, kalau semua apatis, mau dikemanakan negeri kita," katanya.

Ketua sayap pemuda Gerindra, Aryo Djojohadikusumo menjelaskan, pentingnya keaktifan berpolitik kaum muda untuk membawa perubahan di Indonesia. Keponakan Prabowo Subianto ini juga menambahkan banyaknya relawan muda yang mendukung kampanye Jokowi-Ahok merupakan contoh sukses akan peran pemuda melahirkan pemimpin yang pro-rakyat.

Wartawan muda, Lathifa Anshori yang banyak meliput konflik di Timur Tengah menuturkan pengalaman mendorongnya untuk terjun berpolitik. “Apa yang bisa saya rasakan ketika saya mati? Saya ingin pernah berkontribusi untuk negara, terbiasa melihat korban di Gaza, jangan sampai saya menyesal kelak,” jelasnya.

Yoga Dirga Cahya, Ketua Tim Advokasi TKI, menjelaskan bagaimana dia putuskan meninggalkan pekerjaannya yang nyaman di Singapura untuk bergabung di kancah politik. Yoga merasa beruntung diberi kemampuan untuk membantu memperbaiki nasib TKI. Sebagai orang muda, dia terdorong untuk menggunakan kemampuannya melalui jalur politik. Peran pemerintah tetaplah krusial.

Pengamat politik, Dr Gun Gun Heryanto menegaskan, pemerintah berperan memfasilitasi tumbuh kembangnya partisipasi pemuda memperkuat demokrasi dan civil society.

Staf Wagub Basuki, Michael Sianipar menutup dengan filosofi China, ada 5 pilar penting negara, masyarakat, wilayah, angkatan bersenjata, pemimpin, dan kepercayaan. Yang paling penting dan tidak bisa hilang adalah kepercayaan masyarakat, dalam konteks ini, kepercayaan pemuda akan peran pemerintah dalam memfasilitasi partisipasi politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com