Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah TKI yang Tewas di Malaysia Masih Diotopsi

Kompas.com - 25/12/2013, 10:23 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com — Jenazah Milikheur Fanu Besa (38), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Ainan, Kecamatan Musi, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, yang ditemukan tewas terapung di atas danau di Negara Bagian Serawak, Malaysia, pada Kamis (19/12/2013) lalu, masih diotopsi di rumah sakit setempat.

Hal tersebut disampaikan Yeremias Olin, salah seorang kerabat dekat Milikheur, ketika dihubungi via telepon selulernya, Rabu (25/12/2013).

"Kemarin sore, saya ditelepon oleh pihak konsulat kita di Malaysia, mereka bilang jenazah Milikheur akan dikembalikan ke Indonesia, tetapi terlebih dahulu harus dilakukan otopsi sehingga mereka meminta persetujuan keluarganya di sini. Saya pun sampaikan kepada mereka bahwa ayah dan ibu Milikheur sudah meninggal. Jadi, kebetulan ada paman kandungnya yang bekerja satu perusahaan dengan Milikheur, biarlah nanti persetujuan darinya," jelas Yeremias.

"Mereka masih diotopsi karena salah satu peraturan di Malaysia itu, kalau meninggal seperti itu, maka pihak kepolisian setempat akan mencari tahu penyebab meninggalnya sehingga harus diotopsi dulu, walaupun saat dia meninggal itu kedapatannya di dalam air," sambungnya.

Yeremias mengatakan, status Milikheur merupakan TKI resmi sehingga saat ini pihak Konsulat yang menangani masalah ini sampai pada tahap pemulangan jenazah. "Untuk jadwal pengiriman jenazah ke Indonesia, belum diketahui pasti, apalagi dalam minggu ini bertepatan dengan hari raya keagaamaan dan tahun baru, jadi diperkiraan awal tahun 2014 nanti jenazah Milikheur sudah sampai ke Indonesia," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Milikheur Fanu Besa (38), TKI asal Desa Ainan, Kecamatan Musi, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, ditemukan tewas mengambang di sebuah danau di Negara Bagian Serawak, Malaysia, Kamis (19/12/2013) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com