Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi PT Swasta Siap Bantu ITN Hadapi Kasus Tewasnya Fikri

Kompas.com - 20/12/2013, 22:48 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi), Jawa Timur siap memberikan bantuan hukum kepada Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dalam menghadapi kasus tewasnya Fikri Dolasmantya Surya, peserta Kemah Bakti Desa (KBD) yang digelar Jurusan Teknik Planologi ITN pada 12 Oktober lalu di Goa China, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

Aptisi adalah organisasi perguruan tinggi swasta dengan membawahi 360 perguruan tinggi di Jawa Timur. Sebanyak 54 perguruan tinggi berada di wilayah Malang. Pada Jumat (20/12/2013), sejumlah pimpinan perguruan tinggi melakukan pertemuan secara tertutup di kampus ITN Malang.

Ditemui usai pertemuan, Ketua Aptisi Jawa Timur, Suko Wiyono menjelaskan bahwa pertemuan tersebut adalah pertemuan rutin. Dalam pertemuan itu juga dibahas persoalan yang dialami ITN saat ini. "Atas kejadian itu, Aptisi membentuk Badan Konsultasi dan Bantuan Hukum (BKBH)," katanya.

Bantuan hukum dari Aptisi tersebut, kata Suko Wiyono, tak hanya akan diberikan kepada ITN. Namun juga akan diberikan kepada seluruh perguruan tinggi lain yang membutuhkan bantuan hukum dari Aptisi.

"Selain itu, Aptisi juga merumuskan model Ospek yang ideal untuk perguruan tinggi. Kita akan menyusun rambu-rambu kegiatan yang bisa dilakukan dalam kegiatan Ospek," akunya.

Selama ini, tambahnya, Ospek sudah digelar secara ideal dan tak ada perpeloncoan. Kasus di ITN tersebut, jika nantinya terbukti ada unsur kekerasan adalah penyimpangan yang dilakukan oleh oknum panitia.

Dalam pertemua Aptisi itu juga diputuskan bahwa kegiatan di luar kampus tetap diizinkan, karena mahasiswa harus dekat dengan masyarakat. "Karenanya harus ada kegiatan sosial dan pengabdian masyarakat. Kasus almarhum Fikri itu adalah musibah," katanya.

Selain itu, Aptisi juga merekomendasikan seluruh mahasiswa harus menjalani tes kesehatan sebelum masuk perguruan tinggi. "Tujuannya agar kondisi kesehatan mahasiswa diketahui sejak dini," katanya.

Sementara itu, menurut Rektor ITN Malang Soeparno Djiwo, pertemuan dengan Aptisi itu adalah bahan introspeksi diri bagi pihak ITN. "Supaya kejadian almarhum Fikri itu tak terulang lagi di ITN dan di perguruan tinggi lainnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com