Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napi Minta Kalapas Palopo Dicopot

Kompas.com - 16/12/2013, 13:59 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Palopo, Sulawesi Selatan, menuntut agar Kepala Lapas Palopo Sri Pramudji dicopot dari jabatan. Hal itu terungkap dalam dialog yang melibatkan pihak Lapas Palopo, polisi, musyawarah pimpinan daerah (muspida) dan para napi.

Kepala Sub Direktorat Keamanan Negara dan Separatis Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kombes Pol Mashudi mengatakan, para napi juga menuntut agar jam dibukanya sel tahanan diperpanjang. Seperti diketahui, sel tahanan dibuka sejak pukul 06.00 hingga 18.00.

"Dari hasil dialog yang dilakukan, para napi meminta agar pintu tahanan baru ditutup pada pukul 22.00. Namun hal itu tidak sesuai dengan ketentuan," kata Mashudi di Bareskrim Polri, Senin (16/12/2013).

Mashudi mengatakan, pihaknya masih belum mengetahui motif di balik tuntutan yang diajukan oleh para napi tersebut. Kendati demikian, pihaknya menyerahkan sepenuhnya hal tersebut kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

"Nantinya pihak Menkumham akan meneliti apakah tuntutan agar blok ditutup pukul 22.00 bisa dilakukan atau tidak," ujarnya.

Dia menambahkan, selain terjadi insiden pemukulan terhadap Kalapas Palopo dan pembakaran lapas, sejumlah pegawai lapas juga sempat disandera. Namun, setelah dilakukan dialog, para sandera tersebut akhirnya dibebaskan.

Sebelumnya diberitakan, terjadi kerusuhan di Lapas Kelas II Palopo, Sabtu (14/12/2013) sekitar pukul 10.15 WITA. Narapidana mengamuk dan membakar lapas. Belum diketahui pasti penyebab kericuhan itu. Saat kericuhan, narapidana mengamuk dan melempari petugas Lapas Kelas II Palopo dengan batu. Kerusuhan berhasil diredam sekira pukul 13.30 Wita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com