Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elpiji 3 Kilogram Menghilang, Warga Manado Mengeluh

Kompas.com - 12/12/2013, 22:10 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MANADO, KOMPAS.com - Warga Manado dan sebagian besar Sulawesi Utara mengeluhkan minimnya pasokan gas elpiji, khususnya ukuran tiga kilogram.

"Dari tadi dicari bolak-balik ke penjual, tapi tidak dapat. Mereka bilang habis," ujar Maryam, salah satu penjual elpiji di kawasan Mega Mas, Kamis (12/12/2013).

Maryam juga mengatakan, kalau pun ada, penjual umumnya melepas dengan harga yang lebih mahal dari harga normal Rp 16.000. "Kami harus beli sampai Rp 20.000. Bahkan tadi ada yang mau jual asalkan beli dengan tabungnya Rp 160.000," keluh Maryam.

Salah satu pengecer besar di Malalayang yang tidak ingin disebutkan namanya mengakui terjadi kelangkaan gas elepiji di Manado. "Dalam beberapa hari belakangan ini memang pasokan dari distributor tersendat-sendat, baik yang ukuran 3 kilo maupun 12 kilo. Kemarin kami ke sana tapi katanya habis, tadi juga begitu," ujarnya, heran.

Kelangkaan elpiji juga terpantau di Tondano, Minahasa. Dalam dua pekan terakhir, warga mengeluhkan kosongnya gas elpiji di beberapa agen. Mereka heran hampir semua agen yang didatangi mengatakan gas kosong. Beberapa ibu rumah tangga bahkan dikabarkan kini menggunakan kayu bakar ketika memasak.

Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sulut, Sanny Parengkuan dalam kesempatan berbeda mengatakan bahwa sebenarnya stok gas elpiji mencukupi. Dia menduga ada masalah dalam distribusi gas tersebut.

"Kami sudah sidak beberapa agen dan kemuingkinan masalahnya ada di distribusi," ujar Parengkuan, Rabu (11/12) kemarin.

Wakil Gubernur Sulut, Djouhari Kansil saat melakukan sidak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE) di Liwas, Manado mengatakan, kebutuhan gas elpiji di Sulut sebanyak 33.000 ton per tahun. Setiap hari, Sulut kebagian jatah 80 hingga 100 metrik ton. Menanggapi tersendatnya distribusi, Kansil meminta Pertamina menambah petugas di SPBBE.

"Manajemen perlu dibenahi, harus kerja lebih keras lagi. Usahakan petugas bisa shift dan stand by 24 jam jika terjadi antrean. Apalagi sekarang menjelang Natal dan Tahun Baru, kebutuhan pasti meningkat," ujar Kansil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com