Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Dilantik, Kades Dilaporkan soal Ijazah Palsu

Kompas.com - 11/12/2013, 22:15 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com - Satu jam setelah dilantik oleh Bupati Malang Rendra Kresna di Pendopon Kabupaten Malang, Mustaqim, Kepala Desa (Kades) Kuwolu, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dilaporkan warganya ke Kejaksaan karena dituding memalsukan ijazah sebagai persyaratan pencalonan di Pilkades Desa Kuwolu.

Ijazah yang diduga dipalsukan adalah ijazah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muallimin NU, Kota Malang. "Ada dugaan ijazah palsu dari yang dimiliki Kades terpilih saudara Mustaqim," kata Wahyu Winardi, Ketua Forum Masyarakat Peduli Desa (FMPD) Kuwolu kepada wartawan seusai melapor ke Mapolres Malang, Rabu (11/12/2013).

Menurut, pria yang tinggal di Dusun Mabul, Desa Kuwolu itu, pemalsuan ijazah itu terlihat dari nomor induk yang tertera di ijazah milik Mustaqim yang ternyata itu milik ijazah Mochammad Rozi.

"Kita punya bukti surat pernyataan dari kepala sekolah MTs Muallimin NU. Bahwa nomor induk 580 milik M Rozi, siswa asal Sidoarjo, yang dikeluarkan tahun 1980," katanya.

Sedangkan dalam ijazah yang dimiliki Mustaqim, nomor induknya juga 580, tapi diterbitkan tahun 1990. "Sementara Mustaqim itu mengikuti ujian pada 18 Oktober tahun 1971, ijazahnya keluar tahun 1990. Ini yang aneh dan jelas tidak benar," kata Wahyu.

Pernyataan ketidaksesuaian nomor ijazah itu ditulis dalam sebuah surat yang ditandatangani Kepala MTs Muallimin NU itu, Damat pada 9 Desember 2013 lalu. "Kita yang meminta pernyataan itu. Karena nama Mustaqim memang tak pernah sekolah di MTs Muallimin. Format ijazahnya berbeda dengan ijazah yang dikeluarkan MTs Muallimin secara resmi," katanya.

Menurut Wahyu, pelaporannya ke polisi tidak berkaitan dengan terpilihnya Mustaqim menjadi Kades Kuwolu. "Tapi kita laporkan, karena telah melakukan pembohongan publik. Karena ijazah yang dimiliknya diduga palsu. Untuk membuktikannya asli dan palsunya, saya serahkan ke proses hukum. Kita Selasa (10/12/2013) sudah (serahkan) laporan ke Kajeksaan Negeri Kepanjen," akunya.

Kasus dugaan ijazah palsu milik Mustaqim itu terungkap setelah ada laporan dari salah satu calon yang kalah dan berkas-berkasnya diperoleh dari tim verifikasi berkas pencalonan Pilkades di Desa Kuwolu.

"Kita dibantu oleh salah satu calon dan seorang panitia bagian verifikasi berkas Pilkades," kata Wahyu.

Sementara itu, Mustaqim setelah dikonfirmasi mengatakan, bahwa dirinya tidak terima ijazah yang dimilikinya dikatakan palsu. Karena pihaknya benar-benar sekolah di MTs Muallimin NU.

"Kita sudah klarifikasi kepada pihak Kasek (kepala sekolah, red), dan pihak Kasek sudah mencabut surat pernyataannya tersebut," katanya.

Pihak sekolah, kata Mustaqim, sudah mengakui jika dirinya memang betul-betul siswa di MTs Muallimin NU. "Karena Kaseknya baru menjabat tiga tahun. Jadi tidak tahu jika lulusan MTs Muallimin itu," katanya.

Yang jelas, tambah Mustaqim, kelulusan dirinya berbeda tahun dengan M Rozi. "Saya lulus tahun 1990," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com