Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandera Truk Tangki, 7 Mahasiswa Ditangkap

Kompas.com - 03/12/2013, 18:42 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com — Aksi demo mahasiswa Banyuwangi yang tergabung dalam Forum Cipayung berlanjut. Setelah berorasi dan memblokade jalan utama menuju Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, mereka ternyata tidak membubarkan diri.

Secara kucing-kucingan, mereka berusaha untuk menyampaikan aspirasi di depan Pelabuhan Ketapang. Namun, saat rombongan mahasiswa melintas di jalur lingkar Ketapang, mereka berpapasan dengan truk tangki yang membawa 16.000 liter premium dan mereka menyandera truk tersebut.

"Tiba-tiba saja truk kami dihentikan, dan mahasiswa naik ke atas truk. Kami akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka bilang hanya sekitar 10 disandera. Dan kami dipaksa untuk memarkir kendaraan truk melintang seperti ini," kata Bambang Subiarto, kernet truk, Selasa (3/11/2013), sambil menunjuk posisi truk yang menutup akses pertigaan jalan alternatif dan jalan utama menuju Ketapang tepat di SPBU Ketapang.

Bambang menjelaskan, truknya mengangkut 16.000 liter premium untuk SPBU di wilayah Kecamatan Singonjuruh dan Kecamatan Genteng. Merasa kecolongan, petugas kepolisian kembali meluncur ke lokasi dan meminta mahasiswa untuk membebaskan truk tangki.

Suasana semakin memanas ketika mahasiswa menolak turun dari truk tangki. Sempat terjadi adu jotos antara mahasiswa dan petugas kepolisian. Bentrok mereda ketika petugas kepolisian yang diturunkan semakin banyak.

Polisi juga mengalami kesulitan memindahkan truk tangki yang menutup jalan karena kunci truk tidak diketahui keberadaannya. Akibatnya, petugas menggeledah mahasiswa untuk mencari kunci dan tujuh mahasiswa diamankan karena dianggap membuat kekacauan. Truk berhasil dipindahkan oleh polisi setelah tertahan di tengah jalan lebih dari satu jam menggunakan kunci cadangan.

Mahasiswa sesalkan polisi

Koordinator lapangan aksi mahasiswa, Romi Syahroni, menyesalkan aksi polisi yang menurut mereka berlebihan. "Kami rencananya melakukan aksi damai. Tapi, pengamanan dari polisi kami nilai berlebihan. Seharusnya, mereka mengedepankan komunikasi terhadap kami. Bukan asal tangkap," ungkapnya saat ditemui Kompas.com setelah aksi.

Terkait kunci truk yang hilang, kata Romi, hanya karena miskomunikasi. "Saat memutuskan untuk menyandera truk tangki, kami sudah menyepakati hanya 10 menit sambil berorasi dan tidak boleh mengambil satu barang apa pun yang ada di dalam truk," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Kepolisian Resor Banyuwangi Kompol Agus Widodo mengungkapkan, mahasiswa yang diamankan hanya akan dimintai keterangan. "Kami hanya meminta keterangan kepada mahasiswa, terutama terkait kunci truk yang hilang. Kalau ada tindak pidana, ya kami proses, tapi kalau tidak, akan kami lepaskan," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 70 mahasiswa menggelar aksi demo penolakan pertemuan tingkat tinggi Menteri Perdagangan Dunia dalam World Trade Organization (WTO). Mereka memaksa untuk berorasi di depan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, tetapi tidak diizinkan oleh pihak kepolisian karena pelabuhan merupakan obyek vital di wilayah Kabupaten Banyuwangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com