"Kami sedang berusaha (mendesak) dengan pemerintahan yang baru (bupati) untuk mewujudkan rencana aksi daerah keluarga anti-pornografi," kata Ketua LPA Garut, Nitta K Wijaya, Senin (2/12/2013).
Sebelumnya, Ketua LPA Garut ini menjelaskan bahwa pihaknya tengah menangani dua kasus video asusila dengan pelaku remaja atau pelajar di Garut. Nitta mengaku heran sekaligus prihatin karena hal serupa terulang kembali baru-baru ini.
"Ini yang mana lagi? Kemarin kita masih menangani dua kasus. Yang satu sudah diproses (hukum), tapi pelakunya kabur, dan satu lagi (kasusnya) tidak berlanjut. Jelas ini sangat dikhawatirkan sekali," jelas Nitta.
Maraknya video asusila ini, menurutnya, merupakan fenomena gunung es atas dekadensi moral remaja di Garut. Ia melihat pengawasan orangtua sangat kurang. "Yang pertama, pengawasan orangtua sangat kurang. Kedua, masyarakat kita masa bodoh. Saya pernah negor di warnet dekat sini, pelajar SMP sedang pelukan begitu rupa dan temannya pada cuek," jelas Nitta.
Kasus video asusila pelajar SMP, menurut Nitta, tak hanya berdampak pada si pelaku atau pemerannya saja, tetapi juga pada masyarakat secara umum karena peredarannya cepat dan mudah melalui kecanggihan teknologi.
"Yang melakukan mungkin dua orang. Tapi itu kan menyebar lewat Hp dan ditonton ribuan orang dan di antaranya adalah pelajar-pelajar kita. Saya kira (saatnya) kita darurat pornografi," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.