Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Subandriyo mengatakan, alat yang terpasang sekarang kurang peka terhadap aktivitas permukaan.
Imbasnya, letusan dangkal seperti yang terjadi pada Senin (18/11/2013) kemarin tidak bisa terdeteksi dengan baik.
"Solusinya adalah memindahkan peralatan yang ada di puncak bagian bawah Merapi," tutur Subandriyo, Kamis (21/11/2013).
Namun, menurut Subandriyo pihaknya tidak akan memindahkan alat yang sudah terpasang, tetapi akan menambah alat.
Langkah ini dimaksudkan agar perubahan aktivitas gunung dalam jangka waktu panjang dapat semakin terdeteksi baik aktifitas dalam maupun dangkal.
"Hasil dari penambahan alat diharapkan bisa sampai mendeteksi migrasi magma dari kedalaman 5-10 kilometer," tegasnya.
Sebelum memastikan berapa alat yang akan ditambahkan untuk memonitoring aktivitas Gunung Merapi, pihak BPPTKG akan menerjunkan tim guna observasi menghitung jumlah peralatan yang dibutuhkan.
Sementara itu Kepala Seksi Gunung Api BPPTKG Sri Sumarti mengungkapkan, peralatan tambahan rencana akan ditempatkan pada ketinggian 2.600 Mdpl atau sekitar Pasar Bubrah.
"Alat yang dipasang berupa multiparameter, di antaranya seismograf untuk merekam aktivitas kegempaan dan tiltmeter untuk mengukur deformasi," pungkasnya.