Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambahan Alat untuk Mendeteksi Letusan Dangkal Gunung Merapi

Kompas.com - 21/11/2013, 20:42 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tambahan alat monitoring Gunung Merapi yang akan segera di pasang oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) diharapkan mampu mendeteksi aktivitas di permukaan seperti letusan freatik.

Mengenai jumlah yang akan dipasang tim terlebih dulu melakukan observasi untuk menghitung peralatan yang dibutuhkan.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Subandriyo mengatakan, alat yang terpasang sekarang kurang peka terhadap aktivitas permukaan.

Imbasnya, letusan dangkal seperti yang terjadi pada Senin (18/11/2013) kemarin tidak bisa terdeteksi dengan baik.

"Solusinya adalah memindahkan peralatan yang ada di puncak bagian bawah Merapi," tutur Subandriyo, Kamis (21/11/2013).

Namun, menurut Subandriyo pihaknya tidak akan memindahkan alat yang sudah terpasang, tetapi akan menambah alat.

Langkah ini dimaksudkan agar perubahan aktivitas gunung dalam jangka waktu panjang dapat semakin terdeteksi baik aktifitas dalam maupun dangkal.

"Hasil dari penambahan alat diharapkan bisa sampai mendeteksi migrasi magma dari kedalaman 5-10 kilometer," tegasnya.

Sebelum memastikan berapa alat yang akan ditambahkan untuk memonitoring aktivitas Gunung Merapi, pihak BPPTKG akan menerjunkan tim guna observasi menghitung jumlah peralatan yang dibutuhkan.

Sementara itu Kepala Seksi Gunung Api BPPTKG Sri Sumarti mengungkapkan, peralatan tambahan rencana akan ditempatkan pada ketinggian 2.600 Mdpl atau sekitar Pasar Bubrah.

"Alat yang dipasang berupa multiparameter, di antaranya seismograf untuk merekam aktivitas kegempaan dan tiltmeter untuk mengukur deformasi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com