Keluhan Bupati itu disampaikannya dalam Rapat Kerja Camat tahun 2013 di gedung Biinmafo, Selasa (19/11/2013) siang tadi.
“Semua masalah dari desa itu datang mengadunya ke bupati. Mulai dari masalah suami istri, tak punya beras di dapur hingga masalah lainnya. Setiap hari saya mengatur waktu untuk masuk kantor juga kesulitan karena setiap pagi antrean warga di rumah itu panjang,” keluh Fernandes di depan para camat, lurah, kepala desa serta sejumlah pejabat TNI dan Polri di kecamatan dan desa di TTU.
Menurut Fernandes, kenyataan itu disebabkan koordinasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan tingkat kecamatan yang belum berjalan dengan baik. Oleh karena itu, dia meminta para camat agar semua masalah itu tidak dibawa langsung ke bupati.
“Ada warga yang tidak mau nikah, sudah hamil, dan tidak punya anak, malah datang lapor ke bupati. Saya minta mereka untuk melapor saja dulu ke kepala desa, tetapi mereka tetap tidak mau. Bayangkan, bupati punya kemampuan berapa untuk mengurus masalah dari yang masak di dapur, perceraian dan kawin,” jelasnya.
Karena itu, Fernandes berharap, para camat harus menjadi promotor untuk membangun kesepakatan-kesepakatan dengan lurah, kepala desa, Danramil, Babinsa, Kapolsek untuk menyelesaikan semua persoalan di tingkat bawah secara berjenjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.