Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ruwatan Bumi Hajat Buruan", Ucapan Syukur Panen di Cikidang

Kompas.com - 14/11/2013, 16:01 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Kamis (14/11/2013) pagi, jalan utama di RW 03 Kampung Cikareumbi, Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, dijejali warga yang tengah bersukacita menyambut hasil panen sayuran.

Rasa syukur warga akan hasil panen yang melimpah di tahun ini, ditumpahkan dalam gelaran 'Ruwatan Bumi Hajat Buruan'. Bukan bermaksud berfoya-foya, pesta adat demikian memang sudah turun temurun dilakukan oleh warga desa Cikidang.

Di sebagian jalan utama RW 03 itu, ratusan warga menari-nari diiringi alunan tembang sunda lengkap dengan tabuhan kendang, sambil mengarak keliling kampung beberapa macam hasil tani yang dirangkai menjadi rumah-rumahan dan tumpeng.

Di sepanjang jalan itu pula, berjajar hasil panen sayuran segar dari tanah gunung Hejo dan gunung Luhur. Gadis-gadis desa dengan dandanan menor seolah merayu para penonton melalui liukan tubuh ala goyang jaipong mereka, sementara di barisan belakang arak-arakan, tampak kontras beberapa 'bebegig' atau boneka pengusir burung di sawah yang didandani menyeramkan juga ikut bergoyang.

Sementara itu sejumlah anak duduk di atas empat sisingaan (boneka singa) yang dibopong 12 pria. Bocah-bocah itu menunjukkan ekspresi yang membingungkan. Senang atau khawatir jatuh karena ke-12 pria yang membopong mereka berjoget hingga bocah-bocah itu "terombang-ambing" di atas boneka singa itu.

"Kegiatan ini adalah ungkapan rasa syukur kami. Selain itu kegiatan ini juga untuk menggali potensi budaya leluhur di desa kami yang sudah dimulai sejak tahun 1970 sampai sekarang," kata Kepala desa Cikidang, Ahmad, saat ditemui di sela-sela gelaran 'Ngaruat Bumi Hajat Buruan', Kamis (14/11/2013).

Sebelum pesta warga digelar, salah satu tradisi yang tidak terlewatkan adalah selamatan mata air Cikahuripan yang berlokasi sekitar 5 kilometer di dalam hutan Gunung Hejo. Satu ekor kambing disembelih para tetua masyarakat desa di dekat mata air tersebut.

Tujuannya adalah agar mata air yang menjadi satu-satunya sumber kehidupan warga Desa Cikidang tetap mengalir dan terjaga. "Ruwatan lembur (kampung) ini selalu diadakan setiap tanggal 10 Muharram," tuturnya.

Sebagai pejabat wilayah dan salah satu tokoh masyarakat di Desa Cikidang, Ahmad percaya upacara adat yang rutin digelar setiap tahun ini akan meningkatkan hasil panen warganya di tahun berikutnya.

Bukan tidak mungkin nantinya Desa Cikidang bisa berubah menjadi desa subur makmur kertaraharja. "Sebagai suku Sunda, kita juga wajib melestarikan derajat budaya sunda pada umumnya di Kabupaten Bandung Barat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com