Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Beras Busuk, Bulog Madura Akan Putus Rekanan Nakal

Kompas.com - 11/11/2013, 15:21 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com — Beras bantuan untuk rakyat miskin (raskin) dalam kondisi busuk yang dikeluarkan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Madura, diduga tersebut berasal dari pihak rekanan pengadaan beras.

Kepala Bulog Sub Divre Madura Prayitno mengatakan, pihak Bulog hanya bisa memantau kualitas  5 persen beras dari pihak rekanan. Sisanya sudah diserahkan kepada pihak rekanan sendiri karena sudah berdasarkan saling kepercayaan.

Pihak Bulog, kata Prayitno, sebenarnya ingin mengawasi semua beras yang dikirim pihak rekanan. Namun banyak rekanan yang menolaknya. “Kami bisa saja mengawasi penuh kualitas beras yang dikirim oleh rekanan. Namun masalahnya rekanan yang menolaknya,” kata Prayitno, Senin (11/11/2013).

Dengan demikian, ketika ada beras yang bercampur kerikil, gabah dan hama serangga, bukan Bulog yang patut dipersoalkan. Akan tetapi pihak rekanan pula yang perlu disoroti.

Soal beras berkualitas jelek yang dikirim oleh pihak rekanan, Bulog juga tidak mau tinggal diam. Bulog sering memberikan penyuluhan kepada pihak rekanan agar tidak menjual beras yang kualitasnya jelek.

“Kami sering lakukan pembinaan kepada pihak rekanan. Setiap kali ada rekanan yang nakal langsung diberi peringatan. Namun jika peringatan itu diabaikan, maka akan masuk daftar rekanan yang akan di black list,” ungkap Prayitno.

Sampai saat ini, terdapat 25 perusahaan rekanan yang menjual beras ke Bulog untuk Kabupaten Pamekasan. Jumlah tersebut sudah dianggap terlalu banyak karena pihak Bulog pun sulit melakukan pembinaan kepada mereka. Pada Desember mendatang, Bulog akan mengevalausi rekanan yang layak untuk dijadikan mitra dan yang akan diputus kemitraannya.

Lebih lanjut Prayitno menerangkan, beras yang berubah warna ataupun bercampur hama biasanya disebabkan faktor gudang penyimpanan. Sementara, gudang yang dibangun Bulog tidak didesain bebas hama.

Beras yang disimpan di gudang sampai tiga bulan hampir dipastikan akan diserang hama dan berubah warna.  “Bandingkan saja dengan beras pasaran, dua bulan disimpan akan berubah warnanya dan tidak bebas hama. Begitu juga dengan beras Bulog,” terangnya.

Untuk mencegah hama, Bulog akan menggunakan zat kimia. Namun jika masyarakat masih menerima beras berkualitas jelek, sebaiknya langsung melapor ke Bulog agar beras itu diganti dengan yang baik.

“Saya tegaskan agar masyarkat yang menerima Raskin jelek untuk ditolak dan segera lapor ke Bulog. Saat itu juga akan kami ganti dengan beras yang lebih bagus,” pungkas Prayitno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com