Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Omasido Sekola" Masuk Nominasi di Festival Film Internasional

Kompas.com - 01/11/2013, 15:37 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Film dokumenter karya anak Sumatera Utara masuk 10 besar nominator Erasmus Huis International Documentary Film Festival (Erasmusindocs) 2013. Film berjudul Omasido Sekola (Aku Ingin Sekolah) yang disutradarai Onny Kresnawan lolos ke babak final setelah melalui beberapa tahapan penilaian dewan juri dalam dan luar negeri.

“Pengumuman saya terima dari akun jejaring sosial resmi Erasmusindocs kemarin, dan ini cukup membuat saya senang karena bisa membawa film lokal Sumut ke panggung internasional,” kata Onny Kresnawan kepada wartawan di Medan, Jumat (1/11/2013).

Kata Onny, film Omasido Sekola (OS), berdurasi 23:40 menit, merupakan potret situasi kerja terburuk seorang anak bernama Febriani Telaumbanua (16) bersama adik serta anak lainnya, yang terpaksa melakoni hidup sebagai pekerja di lokasi berbahaya di Pulau Nias, Sumatera Utara. Di usia anak yang tak semestinya, mereka terpaksa ikut memikul beban keluarga yang miskin dengan bekerja keras sebagai penderes karet.

Masa sekolah dan bermain bersama teman sebayanya pupus akibat kesehariannya dipacu mencari uang buat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Begitu juga dengan adik-adiknya dan anak kebanyakan di Nias yang harus ikut menyabung nyawa mengais rezeki di perbukitan batu terjal berbahaya.

Onny yang juga merangkap kameraman serta editor, dengan dibantu penulis naskah Fachriz Tanjung, mengatakan, tampilan film OS berasa unik dan menyentuh ketika cerita film dikuatkan dengan theme song yang dinyanyikan penyanyi lokal Sari Hulu.

“Saya berharap kepada masyarakat Sumatera Utara turut mendoakan agar film OS menjadi yang terbaik pada festival internasional ini, agar misi dari film OS yakni kampanye pemenuhan hak-hak anak kian meluas,” harap Onny yang sebelumnya juga sudah beberapa kali menjuarai kompetisi film dokumenter di tingkat nasional dan internasional.

Teranyar, karya Onny yang berjudul Menjejak Smong menjadi film terbaik di Festival Film Kearifan Budaya Lokal Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata di Jakarta. Film OS merupakan hasil kerjasama yang dipersembahkan oleh Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) serta didukung oleh UE-ACTED dan diproduksi oleh SFD Indonesia.

Direktur PKPA yang juga produser film ini, Misran Lubis, menyambut positif masuknya film OS sebagai salah satu finalis di kompetisi level internasional. “Kami senang mendengarnya karena ini sekaligus menjadi momen bagi kita untuk memperluas kampanye terhadap perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak, terutama perlawanan terhadap buruh anak,” ujarnya.

Sementara itu, Erasmusindocs Festival Director, Patar Simatupang, menyebutkan, kompetisi tahun ini lebih baik secara kualitas, dimana penilaian lebih menitikberatkan pada teknis dan konten.

“Dari enam puluh lima peserta yang ikut berkompetisi, secara umum, lebih mendekati kepada yang kami mau,” kata Patar melalui telepon selulernya. “Ini kali ketiga kita gelar, dimana event I dan II bertajuk Golden Lens,” tambahnya.

Lebih jauh Patar menjelaskan, Erasmusindocs yang dilaksanakan oleh Pusat Kebudayaaan Belanda di Indonesia dan didukung oleh IFDA ini berhulu pada penyandingan karya terpilih dengan karya-karya terbaik dari berbagai festival di dunia. Dokumenter yang mengutamakan kreativitas penggunaan keunggulan elemen gambar bergerak dalam penceritaannya dan yang mengundang diskusi. Sedangkan pengumuman film terbaik dan penganugerahannya akan dilaksanakan 16 November di Erasmus Huis, Jakarta.

Para dewan juri Erasmusindocs terdiri insan perfilman dari luar dan dalam negeri antara lain Jord den Hollander, Hafiz Rancajele, Hans Treffers, Loes Wormmeester, Pawel Ferdek, Nia Dinata, Aryo Danusiri, Ria Ernunsari dan Tomy Widiyatno Taslim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com